Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penanganan Gizi Buruk - Mensos Melepas Tim Medis Unhas ke Asmat

Tim Kesehatan Terpadu Terima Enam Pasien Baru

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Hasil penyisiran petugas, tim kesehatan terpadu penanganan gizi buruk dan campak di Kabupaten Asmat, menerima enam pasien baru yang kini dirawat di RSUD Asmat.

TIMIKA - Tim kesehatan terpadu penanganan masalah gizi buruk dan campak di Kabupaten Asmat, Papua, menerima enam pasien baru yang terserang campak dan anemia, Sabtu (3/2). Keenam pasien baru yang semuanya masih berusia di bawah lima tahun itu kini dirawat di RSUD Asmat, Agats.

"Ada enam pasien yang baru datang dari distrik (kecamatan). Empat orang terserang campak dan dua orang mengalami anemia. Mereka langsung ditangani oleh petugas begitu sampai di Agats," kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes Polisi AM Kamal, di Timika, Sabtu (3/2).

Menurut Kamal, hingga Sabtu ini, RSUD Asmat masih merawat 25 pasien, terdiri atas empat pasien kasus campak, 19 pasien kasus gizi buruk, dan dua pasien kasus anemia. Adapun empat pasien yang sebelumnya dirawat di RSUD Asmat kini sudah diizinkan pulang ke rumah mereka di Distrik Jetsy, Atsj, Agats, dan Fayit.

Sejak September 2017 hingga 3 Februari 2018, tambah Kamal, tim kesehatan terpadu telah memberikan vaksinasi kepada 17.238 pasien, pengobatan campak kepada 651 pasien, penanganan kasus gizi buruk kepada 223 pasien, komplikasi campak dan gizi buruk sebanyak 11 pasien, dan suspek campak sebanyak 25 pasien.

Tim kesehatan terpadu yang merupakan gabungan berbagai instansi, seperti Polri, TNI, Kementerian Kesehatan, Pemkab Asmat, dan lainnya itu juga sudah memberikan pelayanan kepada masyarakat yang tersebar di 213 kampung, 23 distrik. Menurut Kamal, selama periode September 2017 hingga Januari 2018, korban meninggal akibat wabah campak dan gizi buruk di Asmat berjumlah 72 orang.

Korban meninggal terbanyak terdapat di Distrik Pulau Tiga yaitu mencapai 37 orang yaitu di Kampung As delapan anak, Kampung Atat sebanyak 23 anak, Kampung Kapi dua anak, dan Kampung Nakai empat anak. Korban meninggal juga ditemukan di Distrik Fayit sebanyak 15 orang yaitu di Kampung Isar satu anak, Kampung Nanai satu anak, Kampung Pirien 12 anak meninggal, dan Kampung Ocenep satu anak.

Di Distrik Aswi ditemukan delapan anak meninggal yaitu di Kampung Bawos lima anak, dan Kampung Tauro tiga anak. Sedangkan di Distrik Akat terdapat empat anak meninggal dan korban meninggal setelah dirawat di RSUD Asmat sebanyak delapan orang.

Hingga kini tim kesehatan terpadu dibagi di beberapa distrik yaitu Fayit, Kolf Braza, Unir Sirau, Joerat, Ayip, Joutu, Unir Sirau. Selanjutnya tim kesehatan terpadu yang bertugas di Distrik Koroway dibagi lagi ke beberapa kampung yaitu Banum, Ayak, Ujung Batu, Amakot, Nagatum, dan Kapayap Tiga.

Berangkatkan Tim Medis

Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Dwia Aries Tina Pulubuhu mengatakan Menteri Sosial (Mensos) Idrus Marham akan melepas pemberangkatan tim medis Unhas untuk bertugas ke Kabupaten Asmat pada 5 Februari 2018. Mensos akan memberikan bantuan obat-obatan, makanan tambahan, nutrisi, dan peralatan yang dibutuhkan oleh masyarakat yang sedang terkena dampak kejadian luar biasa gizi buruk dan campak di Asmat.

Dwia mengatakan pihaknya telah mematangkan persiapan untuk mengirimkan tim tanggap darurat dan tim multidisplin Unhas yang akan diturunkan untuk membantu persoalan gizi buruk di Asmat. Pada tahap awal, sebanyak 19 orang tim tanggap darurat yang terdiri dari dokter senior dengan berbagai bidang (gizi, penyakit dalam, obgyn, gigi), perawat, serta enam profesor dari berbagai bidang ilmu akan diberangkatkan.

Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Semarang, AKBP Winres Sapto Priambodo mengatakan Rumah Sakit Bhayangkara Semarang memberangkatkan lima dokter dan satu perawat yang akan diperbantukan untuk menangani wabah campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat.

Winres merupakan salah satu dokter yang akan ikut berangkat sekaligus menjadi ketua tim. Kapasitasnya sebagai dokter spesialis anak dibutuhkan pada penugasan selama 10 hari di daerah tersebut. n SM/Ant/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top