Tiga Penyakit Penyebab Tingginya Kematian Anak di Afrika Sub-Sahara
Ilustrasi.
Foto: iStockMeskipun Afrika sub-Sahara hanya menyumbang 29 persen dari angka kelahiran hidup global, sebanyak 56 persen dari semua kasus kematian anak-anak di dunia pada tahun 2021 terjadi di daerah itu.
United Nations Inter-agency Group for Child Mortality Estimation (UN IGME) bahkan mencatat anak-anak yang lahir Afrika sub-Sahara menghadapi resiko kematian terbesar dibandingkan wilayah lainnya di dunia.
UNICEF sendiri mencatat 1 dari 9 anak di Afrika sub-Sahara meninggal sebelum mencapai usia lima tahun. Angka ini lebih dari 16 kali lipat lebih tinggi daripada daerah maju.
Sebagai informasi, Afrika Sub-Sahara secara geografis termasuk wilayah benua Afrika yang terletak di sebelah selatan Sahara. Ini termasuk Afrika Barat, Afrika Timur, Afrika Tengah, dan Afrika Selatan. Sedangkan, Asia Selatan terdiri dari negara-negara Afganistan, Bangladesh, Bhutan, India, Maladewa, Nepal, Pakistan, dan Sri Lanka.
"Sangat tidak adil bahwa peluang seorang anak untuk bertahan hidup dapat ditentukan hanya oleh tempat kelahirannya, dan ada ketidaksetaraan yang begitu besar dalam akses mereka ke layanan kesehatan yang menyelamatkan jiwa," kata Anshu Banerjee, Direktur Kesehatan Ibu, Bayi, Anak dan Remaja di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Penyebab Tingginya Kematian Anak
UNICEF mencatat pneumonia, malaria, dan diare menyumbang 36 persen dari semua kematian balita di Afrika pada tahun 2016. Afrika sub-Sahara sendiri memiliki beban malaria terbesar secara global dengan sekitar 95 persen kasus dan kematian.
Dengan kata lain, hampir semua dari 500.000 kasus kematian balita akibat malaria di dunia terjadi di Afrika sub-Sahara. Sayangnya, Afrika tidak memiliki banyak pilihan untuk obat malaria. Saat ini, wilayah itu hanya memiliki terapi kombinasi berbasis artemisinin (ACT) untuk malaria tanpa komplikasi.
Sementara itu, diare telah menyebabkan sekitar 11 persen kematian balita di seluruh dunia, dengan sembilan per sepuluh dari kematian ini terjadi di Afrika sub-Sahara. Di wilayah itu, 165 juta anak di bawah usia 5 tahun juga dilaporkan mengalami stunting karena gizi buruk selama seribu hari pertama kehidupan.
Melansir laman resmi WHO, para ibu di kedua wilayah ini juga menanggung rasa sakit kehilangan bayi, termasuk lahir mati pada tingkat yang luar biasa. Setidaknya, 77 persen dari semua kelahiran mati pada tahun 2021 terjadi di Afrika sub-Sahara.
Hampir setengah dari semua angka kematian selama persalinan di dunia juga terjadi di sub-Sahara Afrika. Risiko seorang wanita untuk kehilangan bayi mereka selama proses persalinan di Afrika sub-Sahara bahkan tercatat tujuh kali lebih besar daripada di Eropa dan Amerika Utara.
"Anak-anak di mana pun membutuhkan sistem perawatan kesehatan primer yang kuat yang memenuhi kebutuhan mereka dan keluarga mereka, sehingga di mana pun mereka dilahirkan, mereka memiliki awal yang terbaik dan harapan untuk masa depan," ujar Banerjee.
Berita Trending
- 1 Atasi Krisis Air Bersih di Bali, Koster Tawarkan Pipanisasi Sedangkan Muliawan Desalinasi
- 2 Jamsostek Bekasi Jalankan "Return to Work"
- 3 TNI AD Siapkan Prajurit Terbaik untuk Ikut Lomba Tembak AARM Filipina
- 4 Jenderal Bintang Empat Ini Tegaskan Akan Menindak Anggota yang Terlibat Judi Online
- 5 Prabowo Berterima Kasih kepada Xi Atas Dukungan Investasi Tiongkok