![Terungkap, Cak Nun Emha Aiunun Nadjib Ternyata Lulusan SMA Muhammadiyah dan Sahabat Dekat Busyro Muqaddas](https://koran-jakarta.com/images/article/terungkap-cak-nun-emha-aiunun-nadjib-ternyata-lulusan-sma-muhammadiyah-dan-sahabat-dekat-busyro-muqaddas-220517163544.jpeg)
Terungkap, Cak Nun Emha Aiunun Nadjib Ternyata Lulusan SMA Muhammadiyah dan Sahabat Dekat Busyro Muqaddas
![Terungkap, Cak Nun Emha Aiunun Nadjib Ternyata Lulusan SMA Muhammadiyah dan Sahabat Dekat Busyro Muqaddas](https://koran-jakarta.com/images/article/terungkap-cak-nun-emha-aiunun-nadjib-ternyata-lulusan-sma-muhammadiyah-dan-sahabat-dekat-busyro-muqaddas-220517163544.jpeg)
Hanya saja tiga serangkai ini kata Munichi berpisah kelas ketika menginjak kelas 2 karena Busyro Muqoddas memilih jurusan Sosbud (IPS) sedangkan dirinya dan Cak Nun memilih jurusan Paspal (IPA).
Dalam kesempatan itu, Cak Nun mengenang jasa guru-gurunya selama di Muhi yang menurutnya telah menancapkan pemahaman ke dalam dirinya tentang Muhammadiyah. Guru tersebut antara lain Nurul Ikhwan dan guru Kemuhammadiyahan bernama Margono (almarhum).
"Itu guru saya di SMA dulu. Saya tuh mancep (menancap) bahwa Muhammadiyah itu tajdid, ijtihad. Itu saya mancep bener. Jadi kalau saya kethok (membayangkan) Muhammadiyah itu, keneku (menunjuk kepala), pikiranku langsung sing metu (yang keluar) pembaharuan-pembaharuan-pembaharuan, eksplorasi-eksplorasi, ijtihad-ijtihad-ijtihad," tuturnya sembari berpesan agar kader-kader Muhammadiyah menjauhi sikap taklid dan menonjolkan sifat tajdid Persyarikatan.
Redaktur : Eko S
Komentar
()Muat lainnya