Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Terungkap, Cak Nun Emha Aiunun Nadjib Ternyata Lulusan SMA Muhammadiyah dan Sahabat Dekat Busyro Muqaddas

Foto : Dok. PP Muhammadiyah
A   A   A   Pengaturan Font

YOGYAKARTA - Ulama sekaligus budayawan Emha Ainun Nadjib ternyata lulusan SMA Muhammadiyah. Tak banyak yang tahu, tapi itulah faktanya. Bahkan di jaman SMA ia adalah kawan dekat tokoh Muhammadiyah, Busyro Muqaddas.

Hal itu terungkap dalam forum halalbihalal Jaringan Saudagar Muhammadiyah di aula Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Minggu (15/5) lalu.

Pada kesempatan itu, Emha yang dikenal dengan sebutan Cak Nun atau Mbah Nun bertemu dengan sahabatnya selama sekolah di SMA Muhammadiyah 1 (Muhi) Yogyakarta, yaitu cicit Kiai Haji Ahmad Dahlan, Munichy Badroon Edrees.

Sayangnya, Cak Nun tidak sempat bertemu dengan sahabat lamanya yang lain yaitu Ketua PP Muhammadiyah, Busyro Muqoddas.

"Itu ada sejarahnya karena dulu (1968) bertiga itu satu kelas di Muhi. Dan menjadi pengurus IPM di Muhi. Ainun menjadi ketua, Busyro menjadi sekretaris, saya menjadi bendahara. Jadi kelas 1 itu sak kelas," kenang Munichy dikutip dari rilis resmi Muhammadiyah.or.id.

Hanya saja tiga serangkai ini kata Munichi berpisah kelas ketika menginjak kelas 2 karena Busyro Muqoddas memilih jurusan Sosbud (IPS) sedangkan dirinya dan Cak Nun memilih jurusan Paspal (IPA).

Dalam kesempatan itu, Cak Nun mengenang jasa guru-gurunya selama di Muhi yang menurutnya telah menancapkan pemahaman ke dalam dirinya tentang Muhammadiyah. Guru tersebut antara lain Nurul Ikhwan dan guru Kemuhammadiyahan bernama Margono (almarhum).

"Itu guru saya di SMA dulu. Saya tuh mancep (menancap) bahwa Muhammadiyah itu tajdid, ijtihad. Itu saya mancep bener. Jadi kalau saya kethok (membayangkan) Muhammadiyah itu, keneku (menunjuk kepala), pikiranku langsung sing metu (yang keluar) pembaharuan-pembaharuan-pembaharuan, eksplorasi-eksplorasi, ijtihad-ijtihad-ijtihad," tuturnya sembari berpesan agar kader-kader Muhammadiyah menjauhi sikap taklid dan menonjolkan sifat tajdid Persyarikatan.


Redaktur : Eko S
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top