Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Tertekan Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi kembali melanjutkan pelemahannya pada akhir pekan ini. Peningkatan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) bertenor 10 tahun ditengarai masih menjadi sentimen dominan.

Analis DC Futures Lukman Leong menilai laju penguatan the greenback belum akan berhenti karena para pelaku pasar cenderung masih akan risk off sehingga akan kembali menekan rupiah. Dia memperkirakan rupiah, Jumat (22/10), bergerak di kisaran 14.075 - 14.200 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, kurs rupiah terhadap dollar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis (21/10) sore, ditutup melemah dipicu naiknya imbal hasil obligasi pemerintah AS. Rupiah ditutup melemah 47 poin atau 0,33 persen dari sehari sebelumnya menjadi 14.123 rupiah per dollar AS.

"Yield tenor 10 tahun menyentuh kisaran 1,67 persen, level tertinggi baru sejak 20 Mei 2021. Kenaikan yield ini menandakan pasar masih mengantisipasi kemungkinan tapering AS di bulan November," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta.

Selain itu, lanjut Ariston, faktor pelemahan rupiah dipicu raksasa properti asal Tiongkok, Evergrande, yang dikabarkan kesulitan menjual anak perusahaannya untuk membayar utang sehingga menurunkan minat pasar terhadap aset berisiko.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top