Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Terobosan Keren, Pemkab Siak Dukung Pengembangan Batik Motif Buah Durian

Foto : ANTARA/HO-Pemkab Siak

Bupati Siak Alfedri bersama pemilik Rumah Batik Simpeja, Ibu Ami memperlihatkan Batik motif durian.

A   A   A   Pengaturan Font

Siak - Pemerintah Kabupaten Siak, Provinsi Riau, mendukung pengembangan Rumah Perajin Batik Simpeja Kampung Simpang Perak Jaya, Kecamatan Kerinci Kanan, yang memiliki ciri khas tersendiri, yakni motif Buah Durian.

Bupati Siak, Alfedri, dalam kunjungannya, Kamis, mengatakan akan meminta dinas terkait untuk mempromosikan Batik Simpeja milik Bu Ami itu. Terlebih lagi batik ini sudah mulai banyak dikenal masyarakat.

"Batik yang dibuat Ibu Ami ini memiliki motif tersendiri yaitu buah durian dan ada motif lainnya. Tentunya kita mendukung usaha mikro kecil menengah seperti ini agar ke depan bisa lebih maju lagi," kata Alfedri.

Dia juga meminta Camat Kerinci Kanan untuk membantu promosi dan juga bantuan modal usaha dengan modal tanggungjawab perusahaan dan lain-lain agar usaha batik itu berkembang dengan tambahan modal usaha.

"Bu Camat mohon bantu Ibu Ami, bagaimana mempromosikan usahanya dan coba koordinasi ke Dewan Kerajinan Daerah Nasional Kabupaten Siak untuk lebih mengembangkan usaha. Selain itu, harus ada inovasi motif batik dan kualitas bahan dasar batik yang harus kita perhatikan," ujar dia.

Pemilik rumah usaha Batik Simpeja, Ami bercerita usaha yang digelutinya ini sudah berlangsung bertahun-tahun. Untuk penjualan dan promosi dilakukan melalui media sosial dan datang langsung ke pondok pesantren di sekitarKecamatan Kerinci Kanan.

"Alhamdulillah, batik yang saya buat, memiliki motif tersendiri yaitu motif buah durian di ujung kainnya. Kami letakkan motif perkebunan durian, untuk penjualan, setiap pekan terjual 5-7 helai kain dengan harga Rp270 ribu per helai," ucap Ami.

Untuk mempermudah pekerjaan membuat batik, Ibu Amimemiliki anggota tinggal tiga orang. Ini juga menjadi kendala selain keterbatasan modal.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top