Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Terkuak! Lampu Merah yang Dituding Penyebab Kecelakaan Maut Truk Pertamina Ternyata Permintaan Pengembang Ternama

Foto : Antara

Kecelakaan maut truk tangki Pertamina di Jalan Alternatif Cibubur.

A   A   A   Pengaturan Font

Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bekasi menyebut berdirinya lampu lalu lintas di lokasi kecelakaan maut yang melibatkan truk tangki Pertamina, di Jalan Alternatif Cibubur, merupakan permintaan PT Ciputra Nugraha Internasional alias pengelola Citra Grand Cibubur CBD.

Melalui rilis resmi pada 25 Januari lalu, Dishub Kota Bekasi berencana mengoperasikan Simpang Baru Kawasan Perumahan Citra Grand Cibubur CBD, yang terinisiasi untuk membuka akses jalan baru yang dapat dilalui oleh kendaraan umum.

"Hal ini menindaklanjuti surat dari PT Ciputra Nugraha Internasional Nomor 004/LP/CGCC/EN/I/22 Tanggal 13 Januari 2022 tentang Permohonan Pengaktifan Instalasi Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas, serta untuk optimalisasi aksesibilitas, maka dibuat simpang baru di depan kawasan Perumahan Citra Grand Cibubur CBD dengan membuka median tengah dan pengaturan simpang menggunakan traffic light," bunyi rilis tersebut seperti dikutip Koran Jakarta pada, Rabu (20/7).

Dalam rilis dijelaskan bahwa pemasangan lampu lalu lintas ditujukan untuk menjaga keselamatan, kelancaran, dan ketertiban berlalu lintas, mengingat pembukaan akses jalan penghubung sangat membantu distribusi penyebaran dan pergerakan, baik orang maupun barang.

Namun dalam praktiknya, banyak pihak merasa kehadiran lampu lalu lintas itulah yang menjadi salah satu penyebab terjadinya kecelakaan maut yang menewaskan 10 orang tersebut. Sebuah petisi online bahkan muncul untuk menuntut agar lampu lalu lintas di lokasi itu segera ditutup.

Tak tanggung-tanggung, hingga berita ini ditulis pada Rabu (20/7), petisi itu telah ditandatangani lebih dari 35.000 pendukung. Petisi yang dibuat oleh Umi N itu merupakan bentuk penolakan atas penempatan posisi lampu lalu lintas yang dianggap tidak sesuai dengan kontur jalan yang menurun.

"Saat ini di Jalan Transyogi sedang ada pembangunan project CBD seberang Citra Grand, dengan adanya project tersebut dibuat lampu merah untuk keluar masuk kendaraan dari CBD, padahal kontur jalanan tersebut adalah turunan baik dari arah Jakarta maupun Cileungsi," tulis Umi N sebagai pengantar petisi tersebut.

Umi juga meminta pihak terkait mempertimbangkan keselamatan pengguna jalan, mengingat lampu lalu lintas disebut telah memakan korban jiwa akibat lokasinya yang tidak tepat.

"Sesuai dugaan lampu merah tersebut sudah memakan korban, hari ini terjadi tabrakan yang memakan korban, kendaraan yang berhenti karena lampu merah dihantam oleh truk dari arah belakang karena turunan, apakah karena mengakomodir pembangunan proyek mengabaikan keselamatan pengguna jalan?" tambahnya.

Seorang pendukung petisi itu juga menyuarakan hal yang sama, menurutnya posisi lampu lalu lintas di jalan yang menurun justru membuat pengemudi terkejut.

"Fatality case berulang dalam waktu belum satu bulan, high risk dengan kondisi jalan turunan langsung lampu merah membuat driver tidak siap/kagok," tulis Risa Prawesti.

Menganai hal ini, Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman mengatakan pihaknya akan memanggil pengelola Citra Grand Cibubur CBD dan Dishub setempat terkait keberadaan lampu lalu lintas di lokasi kecelakaan itu.

"Diskusi dengan sejumlah instansi terkait, pengelola CBD, Dishub setempat dan semua keterangan terkait kapan pemasangannya dan kapan pembukaan u-turn ini," ujar Latif kepada wartawan, pada Selasa (19/7).

Latif juga menyebut bahwa keberadaan lampu lalu lintas di lokasi itu tidak layak. Adapun saat ini pihak kepolisian telah menonaktifkan lampu lalu lintas tersebut untuk sementara waktu.

Walau demikian Latif menilai pemasangan lampu lalu lintas oleh Dishub pasti telah didasarkan pada kajian dan usulan sejumlah pihak. Pihaknya dikatakan akan mengkaji ulang mengenai mekanisme pemasangan lampu lalu lintas tersebut.

"Nanti kita lihat pengkajian ulang bagaimana dari info-info yang ada dan dari kejadian-kejadian yang ada akan menjadi pertimbangan," jelas Latif.

Kecelakaan beruntun yang terjadi di Jalan Alternatif Cibubur pada Senin (18/7) sore itu melibatkan truk tangki Pertamina, dua mobil, dan 10 sepeda motor terjadi. Akibatnya, 10 orang meninggal dunia dan lima orang luka-luka.

Terkait kasus kecelakaan tersebut, polisi telah menetapkan sopir truk tangki Pertamina dan kernetnya sebagai tersangka.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top