Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Terima Kasih Pierre Cardin

A   A   A   Pengaturan Font

Dunia fashion kehilangan tokoh desainer tak tergantikan, Pierre Cardin. Dia meninggal dua hari lalu, dalam usia 98. Siapa yang tak kenal tas, sepatu, baju, celana, dan sebagainya dengan merek sang tokoh?

Desainer Prancis, Pierre Cardin, perancang visioner yang mendandani kaum elite, tetapi juga mengubah bisnis fesyen. Dia menjangkau massa dengan membubuhkan namanya pada barang dagangan mulai dari pakaian di luar rak hingga handuk. Dia tutup usia Selasa (29/12) di Neuilly-sur- Seine, di luar Paris.

Kematiannya dikonfirmasi pada hari Selasa oleh Akademi Seni Rupa Prancis. Tidak ada alasan yang diberikan. "Fashion saja tidak cukup," kata Cardin pada Eugenia Sheppard, kolumnis dan kritikus mode sebuah surat kabar Amerika. "Saya tidak ingin hanya menjadi desainer," tambahnya.

Cardin tidak pernah seperti itu. Desainnya digunakan kaum jet set seperti seniman, tokoh politik, birokrat, dan tentu saja para pesohor. Dia juga seorang pelopor lisensi. Namanya dibuat untuk merek produknya.

Dalam karir lebih dari tiga perempat abad, Cardin tetap menjadi seorang futuris. "Dia sangat menyukai teknologi dan gagasan tentang kemajuan," kata Andrew Bolton, Kepala Kurator Institut Kostum Museum Seni Metropolitan, New York.

Pria kelahiran Venesia, Italia, tahun 1922 itu ikut keluarganya beremigrasi ke Prancis ketika masih kecil. Saat ramai "perburuan" ruang angkasa, Cardin membuat desain pria dan wanita model pakaian luar angkasa. Pada tahun 1969, NASA menugaskannya untuk membuat interpretasi pakaian antariksa. Ini terus menginspirasi karya-karya selanjutnya. "Gaun yang saya suka," katanya pada saat itu, "adalah yang saya ciptakan untuk kehidupan yang belum ada."

Desainnya dipengaruhi oleh bentuk geometris, sering kali dibuat dalam kain seperti kertas perak dan vinil berwarna cerah. Material tersebut akan membentuk estetika dominan di awal 1960-an. "Itulah siluet baru yang menyangkal kontur alami tubuh dan entah bagaimana tampak aseksual," kata Bolton.

Dunia harus berterima kasih kepada Pierre Cardin atas karya-karya tangannya yang begitu mengglobal mengatasi segala merek dalam kurun waktu lama. Namanya akan abadi karena merek Pierre Cardin bakal sulit digantikan. Selamat jalan monsieur Cardin. Nyt/wid/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top