Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Terima Dubes Thailand, Pj. Gubernur Jatim Dorong Rencana Penerbangan Langsung Surabaya-Bangkok

Foto : Koran Jakarta / Selocahyo

Duta Besar Thailand untuk Indonesia, Prapan Disyatat (kiri) dan Pj. Gubernur Jatim, Adhy Karyono, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat (1/3).

A   A   A   Pengaturan Font

SURABAYA - Penjabat (Pj.) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, menawarkan kerja sama pada lima sektor kepada Duta Besar Thailand untuk Indonesia, Prapan Disyatat, yang datang berkunjung di Surabaya, Jumat (1/3).

Kelima sektor tersebut adalah pariwisata, teknologi pertanian dan perikanan, sertifikasi kuliner halal Thailand, energi baru terbarukan, dan infrastruktur.

Untuk pariwisata, Adhy mengatakan, Pemprov Jatim menyambut baik rencana pembukaan penerbangan langsung Surabaya-Bangkok.

"Masyarakat Jawa timur sangat mengenal Thailand atas budaya, hiburan, terutama destinasi wisata dan kuliner atau jajannya. Kita dengan tangan terbuka mengupayakan aksesibilitas bandara udara untuk menghubungkan Thailand dan Jawa Timur," katanya.

Adhy menjelaskan bahwa pembukaan penerbangan langsung Surabaya-Bangkok akan dapat memperkuat bidang pariwisata kedua pihak karena Jawa Timur memiliki potensi luar biasa, begitu pula masyarakat Jatim yang tertarik dengan objek wisata di Thailand.

"Masyarakat Jawa Timur sendiri sudah akrab dengan Thailand sebagai salah satu destinasi pariwisata budaya, dan kuliner, terutama dengan dibukanya industri pariwisata halal di Thailand. Makanan dan jajanan Thailand yang tersertifikasi halal juga menjadi daya tarik bagi masyarakat Jatim," tuturnya.

Sementara itu, Dubes Thailand untuk Indonesia, Prapan Disyatat menyampaikan bahwa Thailand dan Indonesia telah memiliki hubungan yang cukup lama. Tahun depan genap 75 tahun hubungan kerja sama antara Thailand dan Indonesia.

Prapan juga berharap penerbangan langsung menuju Jatim dapat dibuka. "Sebab ada banyak sekali masyarakat Thailand yang mengunjungi Surabaya baik untuk keperluan studi, bisnis, maupun wisata."

Dia menyampaikan bahwa saat ini komunitas warga Thailand yang berada di Jatim mencapai juga terus berkembang. Dari 100 orang akan bertambah kurang lebih 200 orang lagi tahun depan.

Sedangkan untuk pertanian, lanjut Adhy, ada potensi pengembangan holtikultura, mengingat Thailand merupakan penghasil durian yang sangat baik dan dikenal atas teknologi pertanian mutakhir. Termasuk dalam penanaman dan pengolahan beras.

"Thailand sangat baik di bidang holtikultura, seperti durian lalu budidaya dan pengolahan pasca panen durian sangat bagus. Untuk pertanian sudah ada perusahaan yang melakukan penjajakan salah satunya sehubungan dengan beras," jelasnya.

Begitu juga di bidang perikanan, ia berharap kerja sama di bidang pengolahan dan pengalengan ikan untuk ekspor impor diharapkan dapat saling menguntungkan kedua belah pihak.

"Sedangkan perkembangan perikanan di Jawa timur dan pengolahan untuk ekspor impor ini juga berpotensi kita kembangkan. Oleh karena itu kerja sama di bidang pertanian dan perikanan diharapkan dapat lebih ditingkatkan lagi," terang Adhy.

Lebih lanjut, Adhy menambahkan bahwa hubungan ini akan dapat diperkuat di bidang pariwisata. Jawa Timur memiliki potensi luar biasa, begitu pula masyarakat Jatim yang tertarik dengan objek wisata di Thailand.

Masyarakat Jawa Timur sendiri sudah akrab dengan Thailand sebagai salah satu destinasi pariwisata budaya, dan kuliner, terutama dengan dibukanya industri pariwisata halal di Thailand. "Makanan dan jajanan Thailand yang tersertifikasi halal juga menjadi daya tarik bagi masyarakat Jatim."

Dia juga menyebutkan besarnya kemungkinan kerjasama dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sehubungan dengan energi baru terbarukan. Selain itu, ia ingin hubungan ini akan mendorong aksesibilitas lebih mudah di Jatim melalui pembangunan tol laut dan pemanfaatan pelabuhan internasional Probolinggo.

"Kerja sama ini juga berpotensi untuk dikembangkan dalam pembangunan PLTS, teknologinya sudah harus ada dan Jatim bisa mendapat penguatan di bidang infrastruktur, contohnya dengan pembangunan tol laut dan memanfaatkan potensi Pelabuhan Internasional Probolinggo," paparnya.

Prapan Disyatat menyampaikan bahwa ia mengunjungi beberapa pusat industri yang ada di Jawa Timur. "Dari apa yang saya lihat, surabaya ini kota yang sangat dinamis dan memiliki banyak potensi," jelasnya.

Prapan menambahkan saat ini ada 12 perusahaan Thailand yang beroperasi di Surabaya. Dan ke depannya akan terus bertambah.

"Terkait investasi kami telah memprospek beberapa perusahaan yang sesuai untuk melakukan investasi di Jatim," imbuhnya.

"Untuk itu kami menantikan peluang untuk kerjasama lebih lanjut di bidang agrikultur, kuliner, pariwisata, energi terbarukan, dan infrastruktur," pungkasnya.

Menurut data Pemprov Jatim, potensi investasi Thailand di Jawa Timur, yang didukung oleh tingginya realisasi investasi Jawa Timur di tahun 2023 yang mencapai 145,1 triliun rupiah serta kemudahan kebijakan untuk Penanaman Modal Asing (PMA).

Investasi Thailand di Jawa Timur sendiri sejak tahun 2010 hingga tahun 2023, dicatatkan sebanyak 7 bidang usaha di 5 kabupaten dan kota dengan nilai investasi sebesar 417.11 juta dolar AS. Selain itu, terdapat 12 perusahaan dari Thailand di Jawa Timur.

"Kami mengucapkan terimakasih bahwa Thailand terus menginvestasikan dan mengusahakan perusahaan-perusahaan Thailand di Jatim. Kami mengapresiasi hal ini dengan mempertahankan kepercayaan investor. Dengan itu, Thailand juga berkontribusi pada investasi Jatim tahun 2023 yang melampaui target RPJMD, juga melampaui target capaian investasi nasional," ungkapnya.

Pj. Gubernur Adhy juga memaparkan bahwa Nilai Incremental Capital Output Ratio (ICOR) yanglebih rendah dibandingkan rata-rata di indonesia ini juga ditopang oleh kemudahan berusaha yang ditawarkan oleh Pemprov Jawa Timur. Dan didukung pula oleh iklim usaha yang kondusif.

Jawa Timur kini, lanjut Adhy, memiliki empat sektor Investment Project Ready To Offered (IPRO) untuk ditawarkan pada para investor thailand. Yakni sektor infrastruktur, sektor manufaktur, sektor properti, dan sektor pariwisata.

Selain itu, 5 kawasan industri dan 2 kawasan ekonomi khusus (KEK) akan sangat memperkuat hubungan investasi dan perdagangan antara Thailand dan Jatim. Antara lain, Pasuruan Industrial Estate Rembang (Pier) di Kab. Pasuruan, Safe N Lock di Kab. Sidoarjo, Halal Industrial Park Sidoarjo di Kab. Sidoarjo, Kawasan Industri Tuban di Kab. Tuban, Sidoarjo Rangkah Industrial Estate (Sirie) di Kab. Sidoarjo, Kek Gresik -JIIPE di kab. Gresik, Dan Kek Singhasari di Kab. Malang.

"Kami memiliki IPRO di empat sektor dan dua kawasan ekonomi khusus serta lima kawasan Industri yang sesuai untuk mengakomodir kebutuhan calon investor dan para pengusaha Thailand di berbagai sektor. Utamanya di bidang infrastruktur, manufaktur, properti dan pariwisata," bebernya.

Pj. Gubernur Adhy berharap bahwa melalui kerja sama bilateral antara Indonesia dan Thailand yang sudah berlangsung selama 75 tahun, Jatim dapat berkontribusi lebih besar dalam membangun ASEAN.

"Ini termasuk rencana kami untuk ASEAN supaya kontribusi Jawa timur untuk ASEAN bisa meningkat lagi melalui hubungan bilateral antara Indonesia dan Thailand sudah lama dan kuat ini," tutupnya.


Redaktur : Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top