Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Satelit Aeolus

Tergantung Aktivitas Matahari

Foto : EUROPEAN SPACE AGENCY / AFP
A   A   A   Pengaturan Font

Satelit Aeolus saat ini jatuh sekitar satu kilometer sehari, dan semakin cepat pada waktunya. Prediksi menjadi lebih akurat seiring berjalannya waktu, sehingga masih sulit untuk mengatakan dengan tepat kapan Aeolus akan masuk kembali ke atmosfer Bumi.

Kembalinya Aeolus akan tergantung pada aktivitas Matahari. Suar matahari (solar flare) dan lontaran massa korona (coronal mass ejections) dapat mempercepat segalanya. Suar Matahari adalah sejumlah besar energi magnetik yang berukuran sangat besar bahkan bisa bisa ratusan kali lebih besar dari Bumi.

Lontaran massa korona merupakan peristiwa terlontarnya plasma dan medan magnet dari Matahari dalam jumlah besar yang seringkali berasosiasi dengan prominence atau flare. Materi ini menuju medium antarplanet, dan bila mengarah ke bumi, akan mencapai Bumi dalam 1-5 hari.

Partikel bermuatan dalam cuaca luar angkasa itu memanaskan atmosfer Bumi. Hal ini menyebabkan udara yang lebih padat di bawah naik, menggantikan lapisan yang mengembang lebih tinggi, yang meningkatkan hambatan atmosfer di Aeolus.

Sebaliknya, jika periode aktivitas matahari yang relatif tenang dapat berarti bahwa Aeolus membutuhkan waktu sedikit lebih lama untuk turun. Sulit untuk memprediksi aktivitas Matahari dengan tepat, tetapi ESA yakin bahwa masuknya kembali Aeolus, jika semua manuver berhasil, kemungkinan besar akan terjadi pada akhir Juli atau awal Agustus.

Sebagian besar satelit akan mulai terbakar pada ketinggian sekitar 80 kilometer. Namun, beberapa potongan puing mungkin mencapai Bumi. Berbulan-bulan para ahli telah merencanakan lokasi yang optimal untuk masuk kembali.

Perencanaan yang matang diharapkan dapat meminimalkan kemungkinan yang sudah sangat jauh bahwa puing-puing yang berjatuhan akan menimbulkan risiko bagi kehidupan atau infrastruktur. Tim kontrol penerbangan membidik lautan di bawah lintasan satelit berupa perairan terbuka yang jauh dari daratan.

Untuk saat ini, begitu Aeolus mencapai ketinggian 280 kilometer, serangkaian perintah yang dikirim selama enam hari. Pergeraknnya akan menggunakan sisa bahan bakar satelit untuk memandunya ke posisi optimal untuk masuk kembali. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top