Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Terang Ajaran Yesus bagi Kebaikan Manusia

A   A   A   Pengaturan Font

Buku ini juga menjelaskan bahwa manusia tidak bisa menebus dosanya dengan perbuatan baik, harta, prestasi, kedudukan, kekayaan ataupun mengorbankan segala miliknya. Manusia harus terlebih dulu mendapat jalan terang. Bagaimana mungkin orang berada dalam kegelapan bisa melakukan hal benar, sedangkan jalan benar saja belum ditemukan. Tidak ada yang bisa memberikan jalan terang, kecuali Yesus. Yesus akan memberikan jalan terang tersebut kepada orang yang Dia kasihi, yaitu orang yang mengenal, meyakini, dan melaksanakan ajaran-Nya.

Yesus memang mengasihi semua manusia. Masalahnya, bagaimana kasih itu sampai jika mereka tidak percaya kepada-Nya. Keyakinan ini adalah hal mendasar. Sama halnya orang tidak percaya kepada dokter bahwa dia bisa menyembuhkan, maka segala resep dan obat medis yang dia berikan pasti ditolak. Bagaimana bisa sembuh jika resep dan obat belum diminum. Dalam konteks kasih Yesus, bagaimana orang bisa mendapatkan jalan terang jika sejak awal sudah tidak yakin terhadap diri-Nya.

Orang yang percaya kepada Yesus tidak hanya mendapat jalan terang, namun juga didaulat sebagai anak-anak Tuhan yang diberi amanat untuk menyebarkan jalan terang tersebut kepada sesama. Lewat mereka, Tuhan menitipkan kasih dan cahaya agar bisa berbagi jalan keselamatan. Dengan struktur logika teologis ini, umat Kristiani berbuat baik kepada seluruh manusia dengan mengorbankan segala milik seperti yang Yesus contohkan (hlm 102).

Buku ini mencitrakan kebaikan umat Kristiani dalam skema teologis bahwa kebaikan kepada sesama manusia bukanlah karena personal interest atau material oriented melainkan semata tumbuh dari dekapan keyakinan akan kebenaran ajaran Yesus.

Visi tentang kebaikan ini layak senantiasa digelorakan dan diapresiasi mengingat banyaknya kebaikan berbau politis yang membuat orang linglung membedakan kebaikan sejati dan palsu. Bahkan terbangun opini bahwa tidak ada kebaikan yang cuma-cuma, kendatipun itu bersifat religius. Semua pasti ada maunya. Selalu ada kepentingan mondial di balik itu.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top