Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Goa Sunyaragi

Tempat Bermeditasi Para Sultan Cirebon

Foto : FOTO-FOTO: KORAN JAKARTA/TEGUH RAHARDJO
A   A   A   Pengaturan Font

Biasanya goa atau guha itu ada di kawasan terpencil, di hutan atau di pegunungan. Tapi Goa Sunyaragi, terletak tepat di tengah Kota Cirebon. Mungkin ini satu-satunya goa yang ada di tengah kota di Indonesia.

Goa Sunyaragi berada di jalan by pass Cirebon atau Brigjen Dharsono, dilalui kendaraan yang melintas dari Jawa Barat menuju ke Jawa tengah dan sebaliknya. Dari jalan ini, goa tersebut dapat disaksikan dengan sangat jelas. Jadi selain berada di tengah kota, Goa Sunyaragi juga ada di samping jalan pantura.

Goa Sunyaragi ini menyatu dengan kolam besar sehingga ada juga yang menyebutnya Taman Air Goa Sunyaragi. Sunya berarti sepi dan ragi yang berarti raga, keduanya adalah bahasa Sansekerta. Namanya sesuai tujuan goa dibangun yakni sebagai tempat tempat beristirahat dan meditasi para sultan Cirebon dan keluarganya.

Goa Sunyaragi merupakan salah satu benda cagar budaya yang berada di Kota Cirebon dengan luas sekitar 15 hektare. Dahulu kompleks gua tersebut dikelilingi danau yaitu Danau Jati. Goa Sunyaragi merupakan salah satu bagian dari Keraton Pakungwati, sekarang bernama keraton Kasepuhan.

Kompleks Tamansari Sunyaragi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu pesanggrahan dan bangunan gua. Bagian pesanggrahan dilengkapi serambi, ruang tidur, kamar mandi, kamar rias, ruang ibadah dan dikelilingi taman lengkap dengan kolam. Bangunan goa berbentuk gunungan, dilengkapi terowongan penghubung bawah tanah dan saluran air. Bagian luar kompleks bermotif batu karang dan awan. Pintu gerbang luar berbentuk candi bentar dan pintu dalamnya berbentuk paduraksa.

Goa paling besar atau goa utama adalah Goa Peteng atau gelap yang digunakan untuk bersemadi. Selain itu ada Goa Pande Kemasan yang khusus digunakan untuk bengkel kerja pembuatan senjata sekaligus tempat penyimpanannya. Perbekalan dan makanan prajurit disimpan di Goa Pawon. Goa Pengawal yang berada di bagian bawah untuk tempat berjaga para pengawal. Sedang Gua Padang Ati (Hati Terang), khusus tempat bertapa para Sultan.

Lalu selain goa, saat Sultan menerima bawahan untuk bermufakat, digunakan Bangsal Jinem, atau beristirahat di Mande Beling. Walaupun berubah-ubah fungsinya, Tamansari Sunyaragi adalah taman tempat para pembesar keraton dan prajurit keraton bertapa untuk meningkatkan ilmu kanuragan. Dan kini menjadi taman wisata terbuka untuk umum. tgh/R-1

Gaya Arsitek Tiongkok

Cirebon, dahulu adalah pelabuhan penting bagi perdagangan kerajaan terutama dengan saudagar dari Tiongkok, Timur Tengah dan sebagian Eropa.

Bukti kejayaan itu juga terlihat dari arsitektur di Goa Sunyaragi. Dilihat dari gaya dan motif ragam hias yang muncul serta pola-pola bangunan yang beraneka ragam dapat disimpulkan bahwa gaya arsitektur Goa Sunyaragi merupakan hasil perpaduan gaya Indonesia klasik atau Hindu, Tiongkok kuno, Timur Tengah dan gaya Eropa.

Gaya Indonesia klasik atau Hindu dapat terlihat pada beberapa bangunan berbentuk joglo. Misalnya, pada bangunan Bale Kambang, Mande Beling dan gedung Pesanggrahan.

Gaya Tiongkok terlihat pada ukiran bunga seperti bentuk bunga persik, matahari dan teratai. Di beberapa tempat, dulu Goa Sunyaragi dihiasi berbagai ornamen keramik Tiongkok di bagian luarnya.

Pola-pola arsitektur bergaya Timur Tengah terlihat dari relung-relung pada dinding beberapa bangunan, tanda-tanda kiblat pada tiap-tiap pasalatan atau langgar, ada tempat wudu, serta bentuk bangunan Bangsal Jinem yang menyerupai bentuk Kabah.

Gua Sunyaragi didirikan pada era penjajahan Belanda sehingga gaya arsitektur Belanda atau Eropa turut memengaruhi gaya arsitektur gua Sunyaragi. Tanda tersebut dapat terlihat pada bentuk jendela yang tedapat pada bangunan Kaputren, bentuk tangga berputar pada gua Arga Jumut dan bentuk gedung Pesanggrahan.

Pemugaran Tamansari Gua Sunyaragi pernah dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda pada 1937-1938. Pelaksanaannya diserahkan kepada petugas Dinas Kebudayaan Semarang. Pemugaran terakhir dilakukan Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Sejarah dan Purbakala, Ditjen Kebudayaan, yang memugar Tamansari secara keseluruhan dari 1976 hingga 1984. Sejak itu tak ada lagi aktivitas pemeliharan yang serius pada kompleks ini. Pada 1997 pengelolaan diserahkan kepada Keraton Kasepuhan.

Lokasi bersejarah tentu memiliki cerita unik, salah satunya cerita urban legend yang menyebutkan jika ada terowongan atau lorong menuju Arab dan Tiongkok. Lorong waktu itu dikatakan berada di dalam Goa Argajumud. Lorong lainnya juga dikatakan ada di Goa Peteng.

Nah di depan Goa Peteng terdapat batu berdiri yang menghalangi pintu masuk. Batu itu sebenarnya adalah patung, namun sudah tidak berbentuk. Hanya seperti tumpukan batu tua atau karang. Patung itu dinamakan patung Perawan Sunti.

Menurut legenda masyarakat lokal, jika seorang gadis memegang patung tersebut maka ia akan susah untuk mendapatkan jodoh. Tapi untuk memasuki Goa Peteng rasanya sulit untuk tidak memegang patung itu, karena persis berada di pintu masuk atau jalan setapak, sementara di sisi jalan setapak menuju goa adalah kolam dengan air yang cukup dalam. tgh/R-1

Tampilkan Wajah Baru

Saat Koran Jakarta menyambangi lokasi bersejarah di Kota Cirebon itu, suasana berbeda sejak gerbang masuk. Tiket parkir dan tiket masuk dikelola pada dua gerbang berbeda. Lahan parkir juga sangat luas, bisa menampung puluhan kendaraan bahkan bus besar untuk membawa rombongan pengunjung.

Sebelum masuk lokasi goa, terdapat tempat makan dan istirahat yang dibangun modern. Tiket masuk sebesar 10 ribu rupiah per orang. Saat datang berombongan, akan ada guide yang mengantar pengunjung untuk menjelajahi luas Goa Sunyaragi.

Dari pintu masuk nampak tulisan Goa Sunyaragi dari stainlessteel warna warni adalah tempat pertama bagi pengunjung untuk mengabadikan foto. Sebagai bukti kalau mereka memang sudah sampai di Goa Sunyaragi.

Perjalanan menyusuri goa-goa diawali dengan masuk kawasan goa dari pintu gapura susunan batu bata merah yang disebut pintu candi bentar.

Kini lingkungan terlihat asri dengan rumput yang hijau dan bangunan candi yang resik. Goa Sunyaragi didirikan pada 1703 Masehi oleh Pangeran Kararangen, cicit Sunan Gunung Jati.

Goa Peteng adalah goa paling besar. Di ujung puncaknya terdapat gapura beratapkan kayu. Puncak goa dapat dicapai dengan meniti anak tangga yang berkelok-kelok dalam Goa Peteng tersebut. Jalur terowongan dalam goa tidak terlalu lebar hanya selebar pundak orang dewasa. Terowongan tidak panjang, tapi berkelok-kelok. Kondisinya juga sudah apik karena dipugar.

Saat mencapai puncak, pengunjung akan melihat gapura di mana di bagian tengahnya terdapat lubang kecil, hanya seukuran badan orang dewasa. Lubang tersebut menjadi pintu masuk bagi pangeran untuk menuju ruangan kecil goa peteng, untuk bersemedi. tgh/R-1

Komentar

Komentar
()

Top