Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Cilaki-Cikapundung

Tempat Berburu Barang Antik yang Masih Menarik

Foto : foto-foto: koran jakarta/teguh rahardjo
A   A   A   Pengaturan Font

Lalu lalang orang tak pernah berhenti di Jalan Cilaki, Taman Cibeunying, Kota Bandung. Jalannya lambat, sambil kepalanya tak henti menengok kanan dan kiri, melihat hamparan lapak barang antik yang dijual.

Pedagang barang antik atau jadul dan bekas hanya menggelar dagangannya di atas karpet atau terpal plastik. Menggelar dagangannya di atas trotoar jalan. Trotoar jalan yang menempel pada taman itu sudah cukup lama dikenal sebagai lokasi jual beli barang jadul dan antik.

Salah satu sesepuh di "lapak" barang antik Jalan Cilaki, Asep Sopian, yang sering dipanggil Abah mengatakan jika lokasi penjualan barang antik di Jalan Cilaki sudah ada sejak 2000-an. Namun baru ramai sekitar 2012 hingga 2014.

Abah, salah satu pionir yang menjajakan barang dagangan di Jalan Cilaki itu mengaku awalnya hanya ada empat orang penjual yang ngampar di sana. Itu pun barang rongsokan atau barang bekas, tidak ada barang khusus antik.

"Empat orang termasuk Abah jualannya barang bekas, bahkan rongsokan. Tapi kini sudah ada yang membagi sendiri seiring perjalanan waktu," tegasnya.

Ia kini memilih menjual barang jadul dan antik. Menurutnya tidak banyak barang antik yang dijual karena susah didapat. Ia bahkan harus jalan ke pelosok kampung untuk mencari barang antik, dari rumah ke rumah. Namun terkadang ada juga yang sengaja mendatanginya untuk menjual barang antik.

Orang yang mendatangi kawasan Jalan Cilaki ada beberapa tipe. Pertama pedagang, kedua pembeli yang notabene kolektor, dan makelar barang antik.

Di kawasan ini ada lebih dari 100 orang yang menjadi anggota perkumpulan pedagang. Abah sebagai sesepuh pengurus pedagang menyebutkan tidak jarang yang datang hanya sekedar memotret barang dagangan yang dijual, lalu di-upload di medsos. Hal itu tidak masalah, karena semakin menaikan pamor Jalan Cilaki sebagai sentra lapak barang antik.

Namun menurutnya tidak jarang yang datang kemudian memotret barang antik dan lalu menawarkannya di medsos. Menjadi calo online.

"Tidak masalah, bagi-bagi rejeki. Hanya saja kadang kalau sudah banyak yang nawar dan tidak jadi dia beli, harga barang antik jadi "bau", nggak laku lagi," tegasnya.

Barang antik yang dijual di sini beragam. Mulai dari kaleng-kaleng aluminium bekas wadah kue keluaran zaman Belanda, piring seng motif, gelas seng, hingga lampu minyak aladin. Ada pula setrikaan arang, yang sering dikenal dengan setrikaan cap jago.

Barang-barang antik itu diakui memang kebanyakan bukan untuk kembali dipakai, namun ada juga yang sengaja dibeli untuk dipakai.

Restoran atau kafe di Kota Bandung juga sudah menjadi langganan pembeli barang antik di kawasan ini. Abah misalnya pernah menerima order dari salah satu pengusaha restoran di Purwakarta yang memborong koleksi jualan barang antiknya.

Saat itu, menurutnya, pengusaha itu membeli barang antik hingga 16 juta rupiah. Semua barang antik yang berbau sejarah Jabar dibeli. Barang antik itu digunakan sebagai hiasan. Sesuai tema interior klasik dari restoran itu.

Tapi ada juga yang sengaja membeli peralatan makan seperti piring seng dan gelas cangkir seng untuk digunakan. Biasanya yang membeli warung makan dengan konsep jadul.

"Barangnya masih bagus dan layak sebagai piring makan dan gelas minum," tegasnya.

Selain barang antik, kawasan ini juga menjual barang-barang bekas, seperti sepatu dan jaket. Kadang ada juga teman yang menitipkan barangnya untuk dipajang dan dijual di lapak barang antik ini.

Ada pula yang menjual batu akik. Di Jalan Cilaki, penjualan cincin dan batu akik masih tetap eksis, meski tren penjualan batu dan cincin akik ini sudah pudar.

Gunawan, salah satu pelapak di Jalan Cilaki mengaku jika penjualan batu akik tidak pernah surut. Masih ada saja yang datang mencari batu, atau batang cincin.

"Dulu waktu booming semua jenis batu banyak yang jual, sekarang justru hanya jenis tertentu yang memang bagus yang dijual di sini," tuturnya.

Tidak Kurang 120 Kios di Banceuy

Selain di Jalan Cilaki, lokasi koleksi barang antik langka juga bisa diperoleh di Jalan Banceuy atau Cikapundung. Ada pasar khusus barang antik, yang lokasinya tidak terlalu jauh dari alun-alun Kota Bandung. Namanya Pasar Seni dan Antik Cikapundung Bandung.

Pasar Cikapundung bisa dikatakan surganya para kolektor untuk berburu barang-barang antik di Bandung. Tepat di lantai 3 Pasar Cikapundung, berbagai barang antik yang memiliki nilai seni dan klasik dijajakan. Semua barang antik yang dijajakan di pasar ini tertata rapi kurang lebih di 120 kios.

Setiap kios yang berjejer di Pasar Cikapundung ini memajang barang-barang antik yang berbeda. Itulah yang menjadikan para kolektor barang antik dan juga barang bernilai seni ini tidak pernah bosan untuk mengunjunginya. Jejeran kios di Pasar Cikapundung menawarkan beragam barang yang kebanyakan menjadi buruan kolektor.

Beberapa barang yang dijajakan di kios-kios barang antik beragam tema, seperti tema teen toys berupa mainan berbahan logam. Ada juga barang-barang antik berupa kaleng. Tidak hanya itu, ada juga barang elektronik lama dan barang-barang antik yang terbuat dari bahan enamel atau silica. tgh/R-1

Menjadi Kebanggaan Tersendiri

Meskipun banyak barang antik yang dijajakan di tempat berburu barang antik di Bandung, ternyata tidak semua barang antik bisa kolektor miliki. Sebagian besar dari pedagang barang antik merupakan kolektor barang antik juga. Sebagian dari barang-barang antik ini ada yang disewakan, sebagian lagi menjadi koleksi pribadi pemilik kios. Tidak heran jika banyak barang antik yang dijajakan di sini memiliki keanekaragaman serta ciri khas masing-masing.

Bagi para kolektor, barang-barang antik ini tidak hanya berupa barang lama. Di hati para kolektor, barang antik ini menjadi satu hal yang penting dan menjadi suatu kebanggaan jika memiliki beragam barang tersebut di masa kini. Banyak alasan dari para kolektor yang mengumpulkan barang-barang antik.

Selain karena kondisi barang antik yang lebih mengutamakan kualitasnya, barang antik juga bisa menjadi pengingat masa lalu pemiliknya. Tidak heran, jika barang-barang antik ini bernilai tinggi. Semakin lama usia barang tersebut, semakin tinggi juga harga yang ditawarkan.

Pasar Cikapundung yang merupakan tempat berburu barang antik ini memiliki ciri khas tersendiri. Oleh karena itu, pasar ini tidak pernah sepi pengunjung. Di setiap harinya, pasar ini dipenuhi para kolektor yang berburu barang antik. Tidak hanya kolektor dari dalam negeri, banyak juga kolektor barang antik yang berasal dari luar negeri. tgh/R-1

Komentar

Komentar
()

Top