Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Indonesian Coffee Festival 2018

Tembus Barikade Pasar Kopi Timur Tengah

Foto : dok. Bambang Heru Prakoso

Salah satu ahli spesialis kopi Kuwait, Ahmad Rashidee, tengah mencium aroma kopi asli Indonesia pada acara Indonesian Coffee Festival 2018 di Kuwait City beberapa waktu lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

Kedutaan Besar RI (KBRI) Kuwait bersinergi dengan Diaspora Indonesia-Kuwait menyelenggarakan program kegiatan "Indonesia Spring Festival 2018 di Kuwait". Acara ini berlangsung pada 23-24 Maret 2018, bertempat di halaman Gedung KBRI yang beralamat di Daiya Blok 1 Rashed Ibn Ahmed Al-Roumi Street, Building No. 2.

Acara hari pertama, 23 Maret, diadakan Festival Jajanan/Kuliner Indonesia dan Pagelaran Seni Budaya Indonesia yang mendapat sambutan bukan saja masyarakat Indonesia di Kuwait, tapi juga dihadiri oleh masyarakat lokal dan ekspatriat yang antusias untuk mencicipi jajanan khas Indonesia.

Lebih dari 20 booth dibuka yang menawarkan berbagai macam kuliner khas Indonesia seperti berbagai ragam bakso, sate, pempek Palembang, siomay, karedok, gudeg, pecel, ketoprak, martabak telor dan manis, ragam soto Nusantara, aneka peyek, ragam teh, dan masih banyak lagi.

Pengunjung banyak yang larut dengan ikut berjoget mengikuti alunan lagu lagu yang dibawakan oleh pemusik asal Tanah Air.

Pada hari kedua, 24 Maret, diadakan Indonesian Coffee Festival yang diinisiasi oleh Komunitas Kopi Indonesia di Kuwait. Kegiatan ini diadakan dalam rangka turut aktif membangun Tanah Air dengan mengembangkan potensi hasil alam Indonesia yang semakin popular.

Apalagi melihat banyaknya bermunculan komunitas kopi dan warung kopi yang menjamur dalam tiga tahun belakangan ini. Di Indonesia sendiri semakin banyak bermunculan komunitas kopi, momen inilah dimanfaatkan oleh Komunitas Kopi Indonesia untuk menembus barikade pasar kopi di Kuwait dan Timur Tengah.

Indonesia Coffee Festival menyuguhkan berbagai macam varietas kopi Indonesia, dari Aceh sampai Papua baik jenis Arabica maupun Robusta.

Festival kopi ini juga diikuti oleh pengusaha coffe shop besar di Kuwait seperti Coffee Masters dan Richard's Coffee Bar, sementara dari Indonesia tampil Atjeh Coffee Land, PT Perkebunan Nusantara XII, Komunitas Kopi Nusantara, Sekopi Jakarta dan Komunitas Kopi Indonesia di Kuwait.

Berbagai kegiatan digelar, diawali dengan First Cup Brewyang diterima oleh Dubes Berkuasa Penuh untuk Kuwait, Tatang Budi Utama Razak, Seminar Kopi Indonesiayang dipandu oleh Komunitas Kopi Indonesia di Kuwait, Cupping Testyang dilakukan oleh pakar kopi di Kuwait dengan tujuan hasil tes mendapatkan legitimasi, kompetisi manual brewing dan yang tidak kalah menariknya adalah Coffeetographycontest foto event yang berhadiah uang.

"Kita memang sudah lama ingin mengadakan acara seperti ini, sebab di sini para diplomat kita banyak menampilkan kopi Indonesia sebagai pelengkap diplomasi," ungkap Bambang Heru Prakoso selaku Co Chairman di kepanitiaan festival kopi tersebut.

Sementara dalam cupping test yang diikuti kopi dari berbagai daerah, kopi Sumatera yang diwakili oleh Aceh Gayo Wine dinyatakan sebagai The Best Coffee.

"Kami belum punya kopi dari Indonesia. Biasanya ada kopi dari AS, kami tidak memiliki kopi Asia. Kami mencoba kopi dari Sumatera, biasanya kopi Sumatera sangat kental, intens setelah rasa bertahan lama, yang ini rasanya creamy. Kopi Java biasanya pekat," ungkap Ahmad Rashidee, spesialis kopi dari Kuwait.

Ribuan Cangkir Kopi Gratis

Festival kali ini menyuguhkan ribuan cup (cangkir) kopi gratis sepanjang hari yang disajikan oleh para barista Indonesia. Setiap pengunjung bisa mencicipi kopi khas Indonesia dengan metode manual brewing sampai mesin kopi modern.

Tentu saja kopi yang dinikmati ada kopi Aceh Gayo, Mandailing, Java Preanger, Flores Tanamera, Toraja sampai Papua.

"Rasa kopi Gayo melebihi cita rasa kopi Blue Mountain yang berasal dari Jamaika dan adanya keinginan untuk mengedukasi pecinta kopi Kuwait untuk mengubah haluannya bahwa ada sesuatu yang bisa lebih dinikmati selain dari kopi Brazil, Jamaica atau Columbia," ungkap Ahmad Rashidee, setelah mencicipi kopi Gayo.

Ada beberapa jenis kopi yang menarik perhatian pengunjung seperti kopi dari PTPN XII yang menampilkan R/WP-1M Malangsari dan A/WP-1X Megasari. Lalu Sekopi Jakarta membekali berbagai jenis kopi uniknya seperti Peabery Mama Healing, Papua Wamena, Kintamani, Baduy, Mamaku Lampung, Garut yang dikemas khusus untuk festival ini.

Dengan bertambah banyaknya penggemar kopi sekarang ini semakin membuktikan bahwa kopi telah menjadi lebih dari sekadar ritual pagi, tapi telah menjadi industri jutaan dolar di seluruh dunia.

Kopi Indonesia Asli

Antusiasme pengunjung sangat besar dengan mencicipi seluruh kopi yang disajikan, bahkan beberapa pengusaha kopi di Kuwait mengungkapkan rasa terima kasihnya karena telah mendapatkan informasi tentang Kopi Indonesia secara langsung dan akurat.

Menurut mereka selama ini kopi yang diimpor dari Indonesia selalu "disamarkan" sebagai kopi Brazil, maka dengan adanya festival ini telah membuka mata, bukan saja pecinta kopi di Kuwait, tapi juga pengusaha dan importir kopi Kuwait.

Edukasi masyarakat akan terus diperbaiki antara lain dengan festival serupa dan didatangkannya barista Indonesia yang berpengalaman.

Selanjutnya kompetisi Late Art pada 25 Maret yang diselenggarakan oleh Barba Coffee Shop & Restaurant telah membuktikan Barista Indonesia memenangkan Contest Late Art Throw Down di peringkat kedua dan ketiga dari Filipina.

"Harapan ke depan festival ini akan terus berlanjut secara regular dan bisa masuk agenda kegiatan kopi di Kuwait yang gaungnya sampai menembus Timur Tengah," ungkap Tatang Budi Utama Razak.

Lebih jauh Tatang menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah kegiatan terobosan langsung ke jantung para pengusaha dan pecinta kopi Kuwait dan sejalan dengan pengusaha kopi Kuwait yang berambisi menjadikan Kuwait sebagai Hub kopi di Timur Tengah.

ars/R-1

Komentar

Komentar
()

Top