Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
PERADA

Teladan Pengorbanan Yesus untuk Umat Manusia

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Kejadian penting yang dialami Yesus adalah saat disalib. Bagi- Nya, penyaliban adalah pengorbanan utuh atas nama kasih kepada umat-Nya. Bagi umat-Nya, kejadian tersebut merupakan peristiwa teladan yang harus diikuti dalam konteks mengorbankan segala daya dan upaya untuk menolong sesama, walaupun mereka sendiri dalam keadaan susah.

Buku ini menjelaskan, ketika Yesus disalib, Dia masih Memberikan penghiburan dan bantuan kepada wanita-wanita Yarussalem yang menangisi Dia ketika diri-Nya sendiri sangat membutuhkan penghiburan dan bantuan tersebut. "Yesus tidak egois. Dia tidak dikuasai oleh penderitaan- Nya. Penderitaan tidak membuat-Nya lemah, apalagi sampai menghalangi berbuat yang baik kepada orang lain," tulis Josep Susanto, penulis buku ini (hlm 124). Y

esus juga mengampuni orangorang yang telah habis-habisan menyakiti-Nya. Dia masih juga membuka pertobatan dan di puncak penderitaan di kayu salib, Dia berserah total kepada Bapa-Nya. Pengorbanan Yesus dalam penderitaan menjadi parameter kekristenan. Siapa pun yang tidak sanggup menahan kayu salib atau penderitaan hidup, tidak layak mengikuti Yesus.

Ini secara gamblang Yesus jelaskan dalam Mrk 8:34 "Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya, dan mengikuti Aku." Pernyataan Yesus ini mengandung pengertian, di mana setiap penderitaan adalah bukti setiap manusia, sehebat apa pun, terbatas, sehingga membutuhkan Tuhan.

Penderitaan juga tolok ukur sebuah kesejatian beriman, berteman, bekerja, dan sebagainya. Saat penderitaan datang, Tuhan senantiasa menolong lewat beragam cara. Sensitifitas memahami pertolongan Tuhan penting dimiliki agar tidak mudah ingkar saat penderitaan hilang. Lukas 17:11-19 mengisahkan 10 penderita kusta yang disembuhkan Yesus.

Tapi, hanya satu orang yang kembali untuk berterima kasih. Sembilan lainnya tidak datang. Mereka ingkar, bahkan mengomel karena menganggap Yesus tidak menyembuhkan kustanya. Sembilan yang ingkar tidak sensitif memahami bentuk pertolongan Tuhan. Mereka tidak menyadari ketika Yesus memandang mereka adalah bentuk pertolongan-Nya menyembuhkan kusta di tubuh mereka.

"Tindakan memandang, meski seolah tidak terlalu tampak, sebenarnya sebuah tindakan Tuhan yang luar biasa," (hlm 52). Menurut buku, setiap orang yang menderita memang sangat ingin pulih. Kondisi demikian membuat mereka segera melihat pertolongan seketika. Misalnya, dalam kondisi miskin mengharapkan harta, pikiran mereka ingin Tuhan mendatangkan pundi uanguang langsung dari langit.

Uang muncul di bawah bantal atau menemukannya tergeletak di tengah-tengah jalan seperti yang digambarkan dalam dongeng-dongeng fiktif. Pikiran demikian mengunci untuk memahami pertolongan Tuhan dengan cara lain, sehingga ketika yang bersangkutan menjadi hartawan, seolah bukan pertolongan Tuhan, tapi hasil usaha sendiri.

Orang yang sangat yakin bahwa Tuhan pasti menolong, tidak akan menjadikan penderitaan untuk menolong sesama. Maria yang kesulitan mengandung bayi Yesus masih membantu Elisabet, sahabatnya. Orang yang selalu membantu sesama dalam suka dan duka merupakan teman sejati. Injil Lukas menyebutkan,orang Samaria meniru teladan Yesus yang totalitas dalam menolong orang lain.

Saat ada orang terluka dalam perjalanan, dia membawanya ke penginapan. Dia membiayai seluruh ongkos pengobatan, penginapan, sarapan, dan segala yang dibutuhkan hingga orang tersebut sembuh. "Akan ada sebuah kebahagiaan tersendiri saat kita membantu sesame seperti orang Samarian ini," (hlm 169).

Buku ini merangkum 60 kisah inspiratif berdasarkan Kitab Suci. Fokus utama kisah pada spirit pengorbanan Yesus membantu sesama.

Diresensi Faiz, Staf Lembaga Pendidikan An-Najah Karduluk, Sumenep, Jatim

Komentar

Komentar
()

Top