Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Tekstil Pintar Sebagai Alternatif "Hard Disk"

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

"Anda bisa memikirkan kain itu sebagai hard disk - Anda benar-benar melakukan penyimpanan data pada pakaian yang Anda kenakan," tambah Gollakota. Kebanyakan orang saat ini menggabungkan benang bordir konduktif - benang yang dapat membawa arus listrik - dengan jenis elektronik lainnya untuk menciptakan pakaian, boneka binatang atau aksesori yang menyala ataupun yang mampu berkomunikasi. Namun para peneliti UW menyadari bahwa benang konduktif off-the-shelf ini juga memiliki sifat magnetik yang dapat dimanipulasi untuk menyimpan data digital atau informasi visual seperti huruf atau angka.

Data ini bisa dibaca oleh magnetometer, yakni sebuah instrumen murah yang mengukur arah dan kekuatan medan magnet dan tertanam di sebagian besar smartphone. "Kami menggunakan sesuatu yang sudah ada di smartphone dan hampir tidak menggunakan daya, jadi biaya membaca jenis data ini bisa diabaikan," kata Gollakota.

Dalam satu contoh, mereka menyimpan kode akses ke kunci pintu elektronik di sebungkus kain konduktif yang dijahit ke baju manset.Mereka kemudian membuka pintu dengan melambaikan manset di depan berbagai magnetometer. Periset UW juga menciptakan aksesoris mode seperti dasi, ikat pinggang, kalung dan gelang dan menterjemahkan data dengan cara mengerakan-gerakan smartphone di atasnya. Mereka menggunakan mesin jahit konvensional untuk menyulam kain dengan benang konduktif off-the-shelf, yang kutub magnetnya keluar secara acak.

Dengan menggosokkan magnet pada kain, para periset dapat secara fisik menyelaraskan kutub dengan arah positif atau negatif, yang dapat sesuai dengan data digital dan 1s dan 0s. Seperti kunci kartu hotel, kekuatan sinyal magnetik melemah sekitar 30 persen selama seminggu, dan magnet diprogram ulang berkali-kali. Dalam tes stres lainnya, patch kain masih menyimpan datanya bahkan setelah mesin dicuci, dikeringkan dan disetrika pada suhu hingga 320 derajat Fahrenheit. Hal ini berbeda dengan banyak pakaian cerdas saat ini yang masih membutuhkan elektronik atau sensor on-board untuk bekerja.

Itu bisa menjadi masalah jika Anda terjebak dalam hujan atau lupa melepaskan perangkat elektronika tersebut sebelum memasukannya ke mesin cuci. Kondisi tersebut jelas menghambat proses adaptasi teknologi ini untuk sesuatu yang dapat dipakai secara luas.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top