Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Polusi Udara

Teknologi Modifikasi Cuaca Bisa Dicoba

Foto : ISTIMEWA

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Isnawa Adji

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Untuk menekan polusi udara, Jakarta bisa menggunakan teknologi modifikasi cuaca (TMC). Usul ini disampaikan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Isnawa Adji, Selasa (22/8).

TMC konvensional ini bisa dilakukan tidak hanya di atas wilayah Jakarta, tetapi juga di atas wilayah lain, seperti di atas Bekasi, Kepulauan Seribu, atau Tangerang. Langkah lain bisa menggunakan dry ice sepeti pernah dilakukan Thailand, namun cara ini jarang dilakukan.

Lucunya, Isnawa mengusulkan dilakukan dry ice,tapi dia juga mengatakan itu tidak mungkin dilakukan di Jakarta. Lalu, mengapa dia mengusulkan? Padahal metode ini pernah dilakukan Thailand. "Dry ice seperti menyebarkan batu-batu es," jelas Isnawa.

Tindakan lainnya dengan spraying (penyemprotan) seperti pernah diterapkan di Beijing. Metode ini dilakukan dengan pesawat kecil, drone,atau dari atas gedung-gedung tinggi Jakarta. "Tapi, ini belum dilakukan. Mungkin nanti mau kita usulkan, mungkin bangunan-bangunan tinggi boleh juga melaksanakan teknologi spraying supaya polutan-polutan bisa diredam," ujar Isnawa.

Tiga metode tersebut merupakan hasil rapat gabungan yang telah dilakukan bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terkait cara meredam polusi udara Ibu Kota. Adapun rapat tersebut digelar secara daring Selasa (15/8) pukul 16.00 WIB.

Rapat diikuti Badan Riset dan Inovasi Nasional, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Asisten Operasi TNI Angkatan Udara dan Asisten Operasi Panglima TNI.

Berdasarkan hasil rapat, musim kemarau cukup berpengaruh meningkatnya polutan Jakarta. Mereka sepakat akan memodifikasi cuaca untuk memancing hujan. "Tapi, rapat juga menyadari, saat kemarau ada kendala tak ada gumpalan awan," ujarnya. Tapi 21 Agustus kemarin, menurut BMKG, ada potensi gumpalan sedang. Kemungkinan bisa dilakukan TMC.

Sebelumnya, BNPB mengupayakan teknologi modifikasi cuacaselama tiga hari untuk membilas polusi. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam Disaster Briefingyang diikuti daring, Senin (21/8), mengatakanTMC dilakukan tanggal 19-21 Agustus.

"Ada fase tertentu di mana minimal konsentrasi awan 30 persen. Itu cukup untuk membuat hujan buatan. BNPB bersama BMKG, BRIN, dan TNI-Polri, kita sudah mulai melakukan TMC," ujar Abdul. Tapi sampai kemarin sore (22/9) belum terjadi hujan.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top