Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jum'at, 11 Agu 2017, 07:40 WIB

Teknologi Memberi Nilai Tambah

TINJAU STAN - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani, didampingi Prof DR-Ing BJ Habibie, Wakil Presiden, Jusuf Kalla, meninjau stan pesawat udara nirawak (Puna) BPPT, simulasi pesawat N-219 saat menghadiri Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke 22 di Center Poin of Indonesia, Makassar, Kamis (10/08).

Foto: istimewa

Banyak negara tanpa sumber daya alam (SDA) bisa maju karena punya teknologi. Sebab, teknologi mampu memberi nilai tambah.

MAKASSAR - Dengan semangat tinggi teknologi dapat dikuasai. Indonesia dengan penduduk lebih dari 250 juta jiwa tidak bisa menyelesaikan kebutuhan masyarakatnya tanpa teknologi. "Teknologi ada untuk memberi nilai tambah, dan kemajuan tidak bisa tercapai tanpa nilai tambah.

Karena itu, Hakteknas ada karena ingin memberi semangat para ahli, peneliti hingga perekayasa agar terus menciptakan teknologi," kata Wakil Presiden, Jusuf Kalla, dalam sambutan pada puncak peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas) ke-22 di Makassar, Kamis (10/8). Wapres mengatakan banyak negara tanpa sumber daya alam (SDA) maju karena punya teknologi sehingga mampu memberi nilai tambah.

Indonesia memiliki SDA dan ditambah teknologi tentu akan semakin maju. "Untuk itu, butuh semangat, Iptek, dan kemauan. Jika tiga ini tidak bergabung negara tidak akan maju. Ilmu penting, semangat untuk maju itu penting, karenanya Hakteknas penting memupuk semangat untuk maju dengan teknologi," ujar Wapres.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir, mengatakan peringatan Hakteknas ke-22 ini merupakan wujud penghargaan/apresiasi anak bangsa di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). "Ini wujud apresiasi keberhasilan anak bangsa di bidang Iptek dengan lahirnya produk-produk inovasi untuk kesejahteraan masyarakat," kata Nasir. Harteknas ke-22 mengambil tema Pembangunan Maritim Berbasis Pengetahuan.

Tema ini, menurut Nasir, diangkat sejalan dengan misi pembangunan jangka panjang nasional yang ingin mewujudkan negara maritim berbasis teknologi maritim sesuai cita-cita Poros Maritim. Dalam Harteknas tersebut, sejumlah hasil riset diperagakan dan ditampilkan di hadapan Wakil Presiden, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, Menko Bidang Maritim, Luhut Binsar Panjaitan, dan Presiden ke-3, BJ Habibie, seperti Panser Anoa Amfibi, kapal nelayan plat datar, radar cuaca, stem cell, pesawat udara nirawak (PUNA) BPPT, simulasi pesawat N-219.

Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani, menegaskan bahwa antarkementerian dan lembaga harus bisa menyamakan persepsi untuk memajukan teknologi Indonesia. "Harus ada sinergi dan koordinasi lebih baik untuk bisa menyamakan persepsi kita, bahwa semua hasil inovasi di Indonesia bisa bermanfaat," kata Puan.

Dalam kesempatan itu, Puan menyayangkan apabila berbagai riset dan penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti Indonesia menjadi sia-sia dan tidak bisa dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan. "Banyak kreativitas dan inovasi anak Indonesia yang memang masih harus kita tingkatkan dan sinergi oleh semua kementerian yang ada," tutur Puan.

Ia berpendapat bahwa penguasaan teknologi suatu negara di era persaingan global sangat menentukan kemajuan ekonomi negara tersebut. Karena itu, Puan mengharapkan para peneliti dan ilmuwan di Indonesia dapat terus menerus menghasilkan inovasi teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.

Serahkan Penghargaan

Dalam kesempatan itu, Menristekdikti, Mohamad Nasir, juga menyerahkan delapan jenis Anugerah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 2017 kepada 23 pemerintah daerah, kepala daerah, peneliti hingga rektor. Anugerah Iptek 2017 diserahkan kepada delapan perwakilan pemenang. Anugerah Iptek Budhipura diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Sumatera Barat, dan Riau.

Sementara anugerah Iptek Budhipraja diberikan kepada Pemkab Sragen, Pemkab Pelalawan, dan Pemkab Kota Riau. Sementara itu, Anugerah Iptek Prayoga Sala diberikan kepada Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia PT Riset Perkebunan Nusantara, Pusat Penelitian Teh dan Kina PT Riset Perkebunan Nusantara dan Balai Besar Industi Agro Kementerian Perindustrian.

Anugerah Iptek Abyudaya diberikan kepada PT Biofarma (Persero) Tbk, PT LEN Industri (Persero) Tbk, dan PT Dua Empat Tujuh, sedangkan anugerah Iptek Adibrata diserahkan kepada Dr Eng Januarti Jaya Ekaputri, Prof Dr Abu Bakar Tawali, dan Prof Dr Ir Mohammad Nasikin. Ant/cit/E-3

Redaktur:

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.