Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Jepang telah melakukan pengujian kapal otonom. Kapal tanpa nahkoda ini bertujuan meningkatkan keselamatan, meningkatkan, efisiensi dan menekan biaya tenaga kerja, dengan tantangan berupa serangan siber.

Teknologi Kapal Otonom untuk Kurangi "Human Error"

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Kesalahan manusia dalam navigasi kapal laut masih sering terjadi. Dampaknya banyak kapal baik kapal penumpang maupun kapal kargo mengalami kecelakaan seperti kandas, tenggelam, atau kebakaran.
Untuk meningkatkan tingkat keselamatan salah satu yang dilakukan adalah menciptakan kapal otonom (autonomous ship). Selain berperan dalam menciptakan tingkat keselamatan yang lebih baik, juga membantu penghematan tenaga kerja awak, dan pengurangan biaya.
Perusahaan Nippon Foundation, Mitsubishi Shipbuilding, dan Shin Nihonkai Ferry Co, Ltd,menginformasikan bahwa mereka telah menyelesaikan uji demonstrasi kapal otonom. Mereka mengklaim kolaborasi perusahaan tersebut telah melakukan uji coba sistem navigasi kapal otonom penuh pertama di dunia pada feri besar.
Pada percobaan yang dilakukan di Laut Iyonada dari Shinmoji, Kota Kitakyushu, pada 17 Januari 2022, telah mendemonstrasikan bagian dari proyek yang disebut dengan Meguri 2040. Tujuannya mempromosikan pengembangan kapal otonom sepenuhnya yang didukung oleh The Nippon Foundation.
"Tes ini mendemonstrasikan sistem navigasi otonom penuh pertama di dunia, pada feri sepanjang 222 meter, dengan dermaga dan pelepasan pelabuhan otonom menggunakan gerakan berputar dan mundur serta navigasi kecepatan tinggi hingga 26 knot," kata Wakil Presiden Eksekutif Pembuatan Kapal Mitsubishi, Naoki Ueda, seperti dikutip Marine Link.
Demonstrasi untuk mempercepat pengembangan sistem navigasi yang sepenuhnya otonom menggunakan banyak teknologi canggih termasuk kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Mitsubishi akan terus melakukan pengembangan untuk memperoleh nilai keselamatan dan efisiensi operasional tinggi bagi pelayanan yang berkualitas bagi penumpang kapal feri di Jepang sebagai negara kepulauan.
Kapal otonom tersebut didukung dengan bermacam teknologi baru. Untuk mendukung sistem operasi otonom penuh yang canggih kapal dipasangi sensor berupa kamera inframerah untuk mendeteksi kapal lain terutama pada kondisi gelap. Selain itu kapal itu juga dipasangi sistem pemantauan mesin jarak jauh, dan sistem keamanan siber yang canggih.
"Kemajuan dalam navigasi kapal yang sepenuhnya otonom ini dilihat sebagai langkah signifikan menuju pelayaran pesisir yang lebih aman dan efisien," kata Ueda.
Sebelum uji coba tersebut, kapal feri otonom bernama Soleil itu mulai 1 Juli 2021 lalu dipasangi peralatan navigasi. Kapal kemudian mengumpulkan data untuk pengembangan sistem navigasi kapal yang sepenuhnya otonom melalui rute tersebut.
Selama ini Mitsubishi memang cukup berpengalaman dalam mengembangkan sistem pendukung navigasi otomatisasi dan penghematan jumlah tenaga kerja awak, dan melakukan integrasi seluruh sistem. Sementara Shin Nihonkai Ferry Co, Ltd. bertanggung jawab mengatur persyaratan sistem dan melakukan uji demonstrasi.
Kapal pintar yang diujicobakan memiliki panjang 222 meter. Uji coba pelayaran otomatis dilakukan pada rute sejauh 240 kilometer dari Shinmoji (Kyushu Utara) ke Iyonada. Perjalanan ditempuh dalam waktu waktu sekitar 7 jam, dengan kecepatan maksimal 26 knot atau sekitar 50 kilometer per jam.

Yang Pertama
Direktur Eksekutif Nippon Foundation, Mitsuyuki Unno, mengatakan ini adalah navigasi kapal otonom pertama di dunia dari kapal besar dengan panjang dan kecepatan tersebut. Ia berharap ini akan mengarah pada pengembangan lebih lanjut menuju penggunaan praktis.
"Masih banyak masalah yang harus diselesaikan, bagaimanapun, dan saya percaya hasil hari ini akan menjadi panduan menuju penciptaan aturan internasional untuk kapal yang sepenuhnya otonom," ujar dia.
Dengan sistem navigasi kapal otomatis Super Bridge -X yang mencakup fungsi penghindaran otomatis, secara canggih kapal ini dapat melakukan sandar secara otomatis di dermaga, bahkan dapat lepas dari dermaga dengan melakukan gerakan belok dan mundur yang sulit dilakukan oleh kapal berawak.
"Salah satu masalah terbesar dari kapal yang sepenuhnya otomatis adalah prediksi kesalahan, dan teknologi pemantauan mesin yang ditingkatkan yang memantau kondisi motor juga sedang dikembangkan dan diuji," kata Ueda.
Menurut keterangan Mitsubishi Heavy Industry (MHI), proyek ini juga mengembangkan berbagai teknologi lain yang penting untuk mempromosikan navigasi yang sepenuhnya otonom, termasuk platform untuk keamanan data tingkat lanjut guna melindungi data navigasi yang digunakan untuk pemantauan dan dukungan di darat.
Masami Sasaki, Direktur Eksekutif, Shin Nihonkai Ferry Co, Ltd, sebuah perusahaan yang bergerak dalam pelayaran feri penumpang mengatakan, pihaknya merasa terhormat untuk terlibat dalam pengembangan sistem navigasi kapal yang sepenuhnya otonom yang mewakili masa depan industri perkapalan Jepang.
"Sebagai perusahaan feri penumpang, kami memiliki harapan yang tinggi untuk aplikasi sosial dan penggunaan operasi otonom sepenuhnya. Hal ini menjadi solusi untuk masalah termasuk kesalahan manusia dan penghematan tenaga kerja," kata dia. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top