Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jum'at, 25 Okt 2019, 01:00 WIB

Teknik Anyam Menggunakan Kertas Daur Ulang

Foto: foto-foto: dok Rinaldy A Yunardi

Desainer aksesoris kenamaan asal Indonesia, Rinaldy A Yunardi kembali mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Baru-baru ini, ia memenangkan tiga penghargaan sekaligus dalam ajang World of WearableArt (WOW) Awards 2019 di Wellington, Selandia Baru untuk karyanya yang bertajuk The Lady Warrior.

Pada kompetesi desain yang diikuti oleh 115 desainer dari 22 negara ini, Rinaldy berhasil membawa pulang Supreme WOW Award, Avant-Garde Award dan International Design Award: Asia. Sebagai pemenang dari Supreme WOW Award pun, Rinaldy mendapatkan hadiah sebesar 30 ribu dollar NZ.

Pada koleksinya tersebut, Rinaldy menceritakan bahwa ia mempersembahkannya untuk semua perempuan di Indonesia maupun dunia, di mana ia mendapatkan inspirasinya dari mereka. "Saya sangat mengagumi perempuan, di mana perempuan harus banyak belajar untuk memperkuat diri mereka untuk menghadapi masalah apapun yang dihadapi," ceritanya pada acara berbincang mengenai Teknik Tradisi Perhiasan Indonesia untuk Desain Avant Garde.

Selain membawa pesan untuk perempuan, ia juga menekankan pentingnya menjaga alam, khususnya alam Indonesia. Hal itu tampak dari penggunaan bahan yang ia pilih untuk koleksi The Lady Warrior, di mana Rinaldy menggunakan bahan kertas daur ulang sehingga menambah penilaian dari dewan juri.

Di samping dari penggunaan teknik tradisional anyam yang membuat juri terpukau. "Itu mendapat nilai lebih karena sangat dihargai teknik seperti itu dan bisa banyak digali lagi," katanya.

Para juri mendeksripsikan karya Rinaldy sebagai metamorfosis yang menakjubkan, dimana bahan organik rapuh dapat membentuk sesuatu yang indah. "Dengan menciptakan keseimbangan yang sempurna dan bentuk yang amat rapih dari suatu karya, The Lady Warrior menggambarkan harmoni antara keindahan yang rapuh dan kekuatan yang tenang," ujar Dame Suzie Moncrieff, juri dan juga pendiri dari WOW.

Menurut mereka, penggunaan teknik anyam tradisional yang Rinaldy gunakan untuk menciptakan sesuatu yang kontemporer.

Ini bukan pertama kalinya Rinaldy sukses membawa pulang hadiah dari ajang serupa. Pada 2017 melalui karyanya berjudul Encapsulate dan Cosmos, ia berhasil memenangkan penghargaan Open Secion dan Avant-Garde Section Awards, bersamaan dengan Supreme WOW Award untuk karyanya Encapsulate.

Pada saat itu, ia pun menggunakan bahan daur ulang lainnya, seperti tali rafia. Saat ini, karyanya The Lady Warrior tengah dipajang di pameran WOW Awards di Selandia Baru selama tiga minggu ke depan. gma/R-1

Potensi Besar Menekuni Janur

Pada kesempatan berbeda, janur merupakan salah satu kebudayaan Indonesia yang saat ini banyak digunakan hanya untuk kegiatan tertentu saja, seperti keperluan upacara tradisional ataupun upacara-upacara adat dan keagamaan.

Padahal, menurut Teresa Maria Inneke Turangan, desainer gaun yang kini menekuni dunia desain bunga, penggunaan janur bisa digunakan dalam kegiatan sehari-hari, semisalnya sebagai aksesoris busana.

"Ini adalah ciri khas bangsa Indonesia, kalau kita ada sesuatu yang unik, yang tidak semua orang bisa punya," katanya.

Memang, janur yang digunakan umumnya berbeda dengan janur yang biasanya digunakan pada upacara-upacara tertentu karena memiliki pakem. Untuk kegiatan sehari-hari atau dijadikan aksesoris harian, janur yang digunakan adalah janur hijau, meskipun memang tidak dipungkiri jauh lebih sulit ditemukan dibandingkan janur kuning.

"Janur hijau itu kalau dipakai semakin lama jadi semakin cantik, semisalnya dalam satu bulan akan kering dan cantik asal tidak terkena air," cerita Teresa.

Sayangnya, belum banyak yang mengeksplorasi janur. Padahal, janur sangat berpotensial apabila menjadi aksesoris fesyen yang unik dan khas Indonesia. Selain teknik anyam yang cenderung sulit, minat masyarakat khususnya generasi muda untuk meneruskan janur pun tidaklah banyak.

"Janur merupakan suatu hal yang berpotensi besar. Tanggapan orang luar jauh lebih tinggi dibandingkan orang Indonesia. Maka dari itu, mereka (orang Indonesia) harus mengerti kalau ini sebenarnya sesuatu hal yang berharga yang bisa dibanggakan," ujar Teresa.

Ia pun bercerita, mengenai pengalamannya tahun lalu di mana ia harus membuat gaun yang terbentuk dari janur yang dikombinasikan dengan bunga Indonesia pada acara pameran di Belgia.

Ia menggunakan berbagai teknik, mulai dari melipat, mengiris dan menganyam menggunakan janur yang dipadupadankan dengan bunga-bunga tropis yang ada di Indonesia dalam bentuk gaun ala Eropa.

"Itu sesuatu yang sulit dan menantang karena tempatnya saat itu berada di dekat air dan kita harus menarik. Selain menyoroti kekayaan bunga kita juga harus menunjukkan Indonesia melalui janur," pungkasnya. gma/R-1

Membutuhkan Ketelitian

Sustainable fashion bukan sesuatu yang baru, di mana tidak hanya pekerja industri fesyen saja yang bertanggung jawab untuk mengurangi limbah produk fesyen, melainkan juga tugas dari seluruh lapisan masyarakat agar Bumi dapat terus terjaga, meskipun setiap detiknya jumlah sampah meningkat.

Itulah salah satu alasan, Rinaldy menggunakan kertas daur ulang sebagai bahan utama dari koleksi The Lady Warrior yang memenangkan penghargaan di Selandia Baru beberapa saat lalu.

Selain ingin memberikan sesuatu keindahan dalam karyanya, ia pun ingin berusaha mempopulerkan kembali dengan menggunakan bahan daur ulang yang mana bisa memberikan dampak perubahan yang cukup besar untuk lingkungan.

"Saya berusaha mendalami dan mempopulerkan memakai segala sesuatu yang daur ulang karena dalam berkarya harus memberikan suatu makna, bukan hanya cantik saja. Tetapi harus ada maksudnya," katanya.

Pada kertas daur ulang itu, ia memilinnya hingga terjalin seperti benang sebelum akhirnya dibentuk menjadi sebuah karya seni yang mengagumkan. Untuk proses pengerjaannya sendiri, ia membutuhkan sekitar enam bulan dengan trial and error.

"Butuh banyak banget kertas karena memilin itu membutuhkan ketelitian. Ada kegagalan, tetapi kan kita bisa belajar dari sana," kata desainer yang pernah mendesain aksesoris untuk para pesohor Hollywood seperti Madonna, Beyonce, Katy Perry hingga Nicki Minaj.

Ia menambahkan, untuk menciptakan suatu karya dari sesuatu daur ulang sebenarnya bisa dimulai dari apa saja. Seperti yang pernah ia ciptakan sebelumnya contohnya, koleksi Encapsulate berbahan dasar tali rafia yang ia dapatkan dengan mudah di pasar, dan juga memenangkan penghargaan serupa. gma/R-1

Penulis:

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.