Jum'at, 27 Des 2024, 08:14 WIB

Tekanan Masih Berlanjut Hingga Akhir Tahun

Foto: ISTIMEWA

JAKARTANilai tukar rupiah terhadap dollar AS diper­kirakan masih tertekan hingga akhir tahun ini. Selain aksi jual aset berisiko atau risk-off, perkembangan ekonomi dan mo­neter di Amerika Serikat (AS) diperkirakan masih dominan mempengaruhi pergerakan rupiah hingga pengujung tahun.

Senior economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C Permana memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS masih cenderung terdepresiasi hingga akhir 2024. Menurutnya, pelemahan tersebut dipengaruhi sejumlah faktor, yakni berlangsungnya capital flight to safety atau fenomena glo­bal dan investor memindahkan investasi mereka dari suatu negara atau pasar yang dianggap berisiko ke negara yang lebih stabil dan aman.

Selain itu, lanjutnya, investor cemas dengan perkem­bangan plafon utang AS (debt ceiling) dan data tenaga kerja AS yang menguat. Karenanya, Fikri memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank jelang akhir tahun bergerak melemah di ki­saran 16.100-16.350 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan, Selasa (24/12) sore, ditutup menguat 7 poin atau 0,04 persen dari sehari sebelumnya menjadi 16.190 ru­piah per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan rupiah hari ini masih lebih baik dibandingkan mata uang negara-negara lain seperti won Korea Selatan, yen Jepang, hingga real Brasil.

“Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS lebih banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal daripada internal. Salah satunya adalah tensi geopolitik di Timur Tengah dan Eropa antara Rusia dan Ukraina, perlambatan ekonomi di Tiongkok serta kemenangan Donald Trump dalam pilpres (pemilihan presiden) Amerika Serikat,” kata Ibrahim.

Walaupun mengalami penurunan nilai tukar, ada sisi positif dari situasi ini, yakni dapat meningkatkan daya sa­ing ekspor, terutama ekspor sumber daya alam (SDA) yang menjadi andalan Indonesia.

“Indonesia juga diuntungkan dari pelemahan rupiah karena neraca perdagangan yang terus positif, bahkan me­lebar pada November 2024,” ungkap dia.

Dia menambahkan pemerintah mengklaim kondisi fun­damental ekonomi Indonesia saat ini masih kuat meskipun nilai tukar rupiah melemah hingga menyentuh di atas 16 ribu ruiah per dollar AS.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Antara, Muchamad Ismail

Tag Terkait:

Bagikan: