Tekanan Inflasi di Jakarta Mereda
Fadjar menjelaskan, biasanya pasca periode Idul Fitri, tarif transportasi secara umum akan mengalami penurunan. Namun, karena masih tingginya animo masyarakat dalam menggunakan transportasi, justru mendorong terjadinya kenaikan tarif sebesar 6,54 persen (mtm). Selain transportasi, kenaikan inflasi administered price juga disumbangkan oleh kenaikan harga rokok, terutama rokok kretek filter (2,16 persen mtm) sebagai respon lanjutan dari kenaikan cukai rokok di awal tahun.
"Perkembangan kedua komoditas ini menjadi sumber utama lebih tingginya inflasi DKI Jakarta jika dibandingkan dengan inflasi nasional, yang pada bulan ini mencatat deflasi sebesar 0,07 persen," jelas dia.
Tiga Besar
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta menambahkan dari tujuh kelompok pengeluaran yang diteliti, terdapat tiga terbesar yang mengalami inflasi. Yakni, kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,50 persen); kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan (0,37 persen); serta kelompok pengeluaran sandang (0,36 persen).
"Kalau Juli 2017, Jakarta mengalami inflasi 0,40 persen yang didorong oleh sumbangan inflasi terbesar dari kelompok pengeluaran transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,14 persen," tambah Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS DKI, Dewi Kundalini Saraswati.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : M Husen Hamidy
Komentar
()Muat lainnya