Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Tekan Emisi Kendaraan Listrik dengan Teknologi ‘Smart Charging’ dan V2G, Bagaimana Hasilnya?

Foto : ANTARA/Sigid Kurniawan

Petugas mendemonstrasikan cara pengisian kendaraan listrik melalui Electric Vehicle Charging Station (EVCS) di kantor BPPT, Jakarta, Rabu (5/12/2018).

A   A   A   Pengaturan Font

Baterai litium-ion yang digunakan dalam kendaraan listrik menjadi komponen utama yang memungkinkan teknologi V2G berfungsi. Baterai lithium-ion kini sudah umum digunakan untuk menyimpan energi dalam skala besar.

Teknologi ini sangat relevan di Indonesia, mengingat jumlah stasiun pengisian kendaraan listrik masih sangat terbatas, yaitu sekitar 1.582 unit di seluruh Indonesia.

Angka ini sangat jauh jika dibandingkan dengan Cina yang sudah memiliki 9,92 juta stasiun. Ini artinya Cina memiliki 6.900 stasiun pengisian kendaran listrik untuk setiap 1 juta penduduk, sementara Indonesia hanya memiliki 5,7 unit per 1 juta penduduk.

Teknologi V2G telah diuji coba sebagai proyek percontohan di 27 negara, seperti Australia, Amerika Serikat, Inggris, China, dan Denmark. Sayangnya, sampai saat ini belum ada informasi mengenai penerapannya di Indonesia.

Simulasi kami menunjukkan bahwa, meskipun V2G membutuhkan biaya tambahan hingga US$50/megawatt jam (MWh), teknologi ini tetap lebih efisien daripada baterai penyimpanan konvensional. Sebab, kendaraan listrik bisa berfungsi ganda sebagai penyimpanan daya bergerak.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top