Tekan Emisi Kendaraan Listrik dengan Teknologi ‘Smart Charging’ dan V2G, Bagaimana Hasilnya?
Petugas mendemonstrasikan cara pengisian kendaraan listrik melalui Electric Vehicle Charging Station (EVCS) di kantor BPPT, Jakarta, Rabu (5/12/2018).
Secara umum, kendaraan listrik memang tidak menghasilkan emisi dari knalpot, sehingga dapat langsung mengurangi karbon dioksida (CO2) dan polutan lainnya di udara. Namun, kendaraan listrik tidak sepenuhnya bebas dari masalah lingkungan, terutama jika infrastruktur pengisian baterai dan sumber energi yang mendukungnya belum ramah lingkungan. Isu ini menjadi perhatian serius bagi banyak aktivis lingkungan.
Selain itu, kendaraan listrik juga berpotensi meningkatkan emisi jika waktu pengisian baterainya tidak diatur dengan baik. Penelitian kami menunjukkan bahwa waktu pengisian sangat memengaruhi jumlah emisi yang dihasilkan.
Untuk itu, teknologi smart charging (pengisian pintar) dan Vehicle-to-Grid (V2G) amat kita perlukan sebagai solusi mengoptimalkan pengisian baterai. Harapannya, kita dapat mengurangi emisi terkait kendaraan listrik, meningkatkan penggunaan energi terbarukan, dan menekan biaya.
Bagaimana waktu pengisian EV mempengaruhi jumlah emisi?
Saya bersama tim peneliti di Monash University telah meneliti dampak penetrasi dan waktu pengisian kendaraan listrik terhadap emisi, energi terbarukan dan biaya. Kami membandingkan skenario jika setengah dari semua kendaraan yang ada adalah kendaraan listrik pada 2050 (50% EV pada 2050) dan skenario tanpa kendaraan listrik. Hasil utama penelitian kami menunjukkan bahwa:
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : -
Komentar
()Muat lainnya