Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Tekan Emisi Karbon, Malaysia Perlu Tambah Investasi Transisi Energi

Foto : Istimewa

Ilustrasi

A   A   A   Pengaturan Font

Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA) mengungkapkan bahwa Malaysia perlu menggandakan investasinya dalam transisi energi terbarukan menjadi setidaknya $375 miliar. Ini bertujuan untuk mencapai tujuan ambisius netralitas karbon pada tahun 2050.

Negara Asia Tenggara ini telah berjanji untuk mengurangi emisi gas rumah kaca secara dramatis pada tahun 2030 dan mencapai emisi nol pada tahun 2050.

Direktur Jenderal IRENA Francesco La Camera mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa kebijakan-kebijakan energi yang direncanakan Malaysia tidak akan cukup untuk memenuhi tujuan-tujuan transisi energinya.

Menurut laporan IRENA yang diterbitkan pada Kamis (9/3), emisi Malaysia diperkirakan mengalami peningkatan menjadi 280 juta ton karbondioksida per tahun pada tahun 2050 mendatang. Ini dikarenakan meningkatnya populasi dan konsumsi energi.

Saat ini, Malaysia menghasilkan sedikit di atas 1 persen dari listriknya setiap tahun dari sumber-sumber terbarukan, seperti tenaga surya dan bahan bakar nabati. Bahan bakar fosil seperti batu bara dan gas menyumbang bagian terbesar dari produksi listriknya.

IRENA mengatakan bahwa Malaysia perlu meningkatkan total investasinya menjadi antara $375 milyar dan $415 milyar, dari $159 milyar saat ini, untuk meningkatkan kapasitas energi terbarukan, infrastruktur dan efisiensi energi. Hal ini mencakup energi surya, angin, tenaga air dan teknologi hidrogen hijau, dan dapat mengurangi emisi yang berhubungan dengan energi hingga 60 persen.

Hal tersebut juga dinilai mampu membantu Malaysia menghemat antara $9 miliar hingga $13 miliar per tahun dalam bentuk penghindaran biaya energi, iklim dan kesehatan kumulatif, serta penghapusan subsidi bahan bakar fosil, demikian ungkap IRENA. Investasi tersebut juga harus berasal dari investasi swasta dan dari luar negeri, termasuk lembaga keuangan multilateral, bilateral dan regional.

"Tidak diragukan lagi bahwa hal ini tidak dapat dilakukan tanpa kolaborasi yang intens," kata La Camera, dikutip dari Reuters, Minggu (12/3).

Sebagai informasi, energi baru dan terbarukan (EBT) atau energi hijau adalah energi yang dihasilkan dari sumber daya alam yang dapat diperbarui, seperti sinar matahari, angin, air, dan geothermal. Sumber daya ini secara alami tersedia di lingkungan kita dan tidak terbatas jumlahnya, sehingga energi terbarukan dapat dihasilkan secara berkelanjutan dan dapat diperbarui dalam jangka waktu yang lama.

Energi terbarukan memiliki berbagai keuntungan dan manfaat positif, seperti ramah untuk lingkungan, berkelanjutan atau bisa diperbarui secara terus menerus, menyediakan energi yang stabil, menurunkan ketergantungan pada sumber daya fosil, menyediakan kesempatan kerja baru, menstimulasi inovasi teknologi, dan membantu mengatasi perubahan iklim.

Energi terbarukan adalah alternatif yang berkelanjutan dan ramah lingkungan untuk bahan bakar fosil yang tidak terbarukan dan berkontribusi pada perubahan iklim. Beberapa contoh energi terbarukan adalah energi surya, energi angin, energi air, dan energi geothermal.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top