
Tata Niaga Kedelai Rugikan Petani

Pada kesempatan sama, Menteri Syahrul mengungkapkan pemerintah pusat dan daerah secara bertahap menggairahkan pertanian kedelai di Indonesia. Ini untuk mengurangi ketergantungan kedelai impor. "Pemerintah bersama Komisi IV dan Gubernur Lampung harus menjadi bagian dari energi negara ini untuk kepentingan kedelai kedelai kita," tandas Mentan.
Dia mengatakan, selama ini kebutuhan kedelai dipenuhi dari luar negeri karena harus diakui harga kedelai impor lebih murah. "Petani lebih memilih menanam jagung karena per hektare jagung menghasilkan 5, 6 sampai 7 ton, kalau kedelai, 2 sampai 2,5 ton per hektare. Namun apa pun alasannya, ketergantungan itu tidak boleh dilakukan terus-menerus," ujarnya
Adapun Gubernur Lampung menuturkan tempe dan tahu merupakan kebutuhan masyarakat Indonesia. Ironisnya, bahan bakunya, kedelai, sebagian besar masih diimpor.
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya