Tata Kelola Tambang Batu Bara Masih Buruk
Eksploitasi sumber daya alam gencar dilakukan tanpa memperhatikan aspek keselamatan manusia dan lingkungan.
JAKARTA - Selain merusak lingkungan, tambang batu bara di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat (Sumbar), kembali memakan korban. Pada 9 Desember lalu, lubang tambang batu bara yang dikelola PT NAL meledak hingga menyebabkan 12 orang pekerja menjadi korban. Laporan yang diterima Walhi Sumbar dari warga, tujuh orang korban dikabarkan meninggal dunia.
Eksekutif Daerah Walhi Sumbar, Wengki Purwanto, menegaskan peristiwa ini harus dilihat secara utuh. Ledakan tambang batu bara di Kota Sawahlunto adalah peristiwa yang terus berulang. Berdasarkan desk riset Walhi, selama 2009-2022, lebih kurang 50 orang meninggal dunia dan belasan luka-luka.
Di antara perusahaan tambang batu bara yang teridentifikasi pernah terjadi kecelakaan tambang menyebabkan korban adalah PT Dasrat, PT NAL, PT BMK, CV Tahiti Coal.
"Analisis Walhi menunjukkan korban tambang berbanding lurus dengan persoalan buruknya tata kelola tambang, yang terus berfokus pada eksploitasi sumber daya alam, tanpa memperhatikan aspek keselamatan manusia dan lingkungan," terangnya dikutip dari siaran pers Walhi, Senin (12/12).
Selain itu, sejumlah pelanggaran yang dilakukan perusahaan tambang sering kali tidak mendapat penanganan serius oleh pemerintah. Ekspolitasi sumber daya alam tak terbarukan ini terus menuai beragam persoalan dan menabur bencana bagi pekerjanya, masyarakat sekitar dan lingkungan.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya