Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Transportasi Massal l PT MRT Menargetkan 60 Ribu Penumpang Per Hari

Tarif MRT Rp8.500

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

PT MRT Jakarta mengajukan tarif MRT bersubsidi antara 8.500 rupiah sampai 10.000 rupiah, tetapi Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar, menyerahkan pemerintah untuk memutuskannya.

JAKARTA - Kisaran tarif Moda Raya Terpadu (MRT) atau Ratangga diperkirakan 8.500 atau 10 ribu rupiah yang ditargetkan fase 1 beroperasi pada Maret 2019.

"Jadi, 8.500 rupiah itu rata-rata 10 km, dia hanya naik stasiun dia bayar 2.200 rupiah, naik dua stasiun bayarnya 1.500 rupiah tambah 1.400 rupiah, jadi 2.900 rupiah kira-kira begitu," ujar Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar, di Jakarta, Rabu.

Hitungan tarif didapatkan dengan cara tarif per kilometer kali jarak tempuh, dengan tarif per kilometer dikenakan 1.500 rupiah.

William menjelaskan kisaran tarif tersebut berdasarkan survei dengan 10 ribu responden melalui berbagai media angka yang kemudian disetujui masyarakat.

Namun, keputusan tarif MRT belum diputuskan oleh pemerintah.

MRT Jakarta juga merencanakan adanya integrasi tiket mengingat MRT merupakan bagian dari moda transportasi umum terintegrasi Jak Lingko. "Prinsipnya begini, bukan persoalan kita punya kartu sendiri atau kartu orang lain, tapi persoalannya apakah kartu ini bisa digunakan untuk transportasi publik, misalnya kartu Transjakarta bisa dipake MRT kan enggak ada masalah, demikian sebaliknya. Nanti akan kita urus ya," tukas William.

Sementara itu, akademisi Teknik Sipil Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno mengatakan rencana tarif MRT tersebut sudah ideal karena bersubdisi. "Kalau tidak bersubsidi, bisa kena 35 ribu rupiah hingga 40 ribu rupiah," kata Djoko.

Dengan harga tiket yang cukup mahal dibandingkan kereta rel listrik (KRL), karena KRL merupakan kereta lama dari segi infrastruktur.

Kajian studi tarif, lanjut Djoko, harus disesuaikan dengan kemampuan dan kemauan masyarakat.

MRT Jakarta fase 1 ditargetkan beroperasi Maret 2019 dengan rencana jam operasi dari pukul 05.00 WIB hingga 24.00 WIB.

Penumpang

Terkait dengan penumpang, William mengatakan MRT Jakarta atau Moda Raya Terpadu atau Angkutan Cepat Terpadu Jakarta MRT ditargetkan dapat menampung 60 ribu penumpang tiap hari.

"Targetnya 60 ribu itu per hari. Jadi, kita mulai dengan 65 ribu pelan-pelan jadi 135 ribu," ujar William di Jakarta, Rabu.

William yakin, ketika "Ratangga" beroperasi nanti masyarakat akan antusias menyambut moda transportasi umum tersebut.

"Saya yakin bisa tercapai (jumlah target penumpang), yang terpenting saat ini adalah agar masyarakat merawat dan memulai menggunakan itu. Jadi sekarang kita sosialiasi habis-habisan di berbagai media," tambahnya.

Pihaknya menyebut tiap harinya Ratangga diujicobakan mulai dari Depo Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia. Wiliam berharap kereta cepat fase I mulai dapat beroperasi pada pertengahan Maret 2019, sementara fase 2 tengah direncanakan akhir Desember 2018 atau awal Januari 2019 untuk peletakan batu pertama (groundbreaking) yang menuju ke kota. Ant/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top