Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Jaminan Kesehatan

Tarif Iuran BPJS Kesehatan Akan Dibahas Tim Khusus

Foto : Istimewa

Analis Kebijakan Ahli Madya pada Asisten Deputi Peningkatan Pelayanan Kesehatan, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Diana Sista Dewi, (kedua kiri) usai acara Deputy Meet The Press, di Jakarta, Senin (20/5).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Analis Kebijakan Ahli Madya pada Asisten Deputi Peningkatan Pelayanan Kesehatan, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Diana Sista Dewi, mengatakan, pemerintah akan membentuk tim khusus untuk menentukan tarif iuran peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Hal tersebut seiring adanya regulasi terkait Kamar Rawat Inap Standar (KRIS) yang mengganti sistem kelas.

"Sepakat untuk membuat tim terkait tindak lanjut Perpres nomor 59 tahun 2024 ini untuk membahas KRIS-nya seperti apa, manfaatnya, iurannya, dan tarifnya," ujar Diana, dalam Deputy Meet The Press, di Jakarta, Senin (20/5).

Dia menegaskan, nantinya tim berisi perwakilan Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Keuangan, dan BPJS Kesehatan. Menurutnya, tim akan bekerja lintas sektor sehingga nanti akan melibatkan juga organisasi profesi.

"Biasanya memang dengan organisasi profesi, organisasi rumah sakit itu pasti. Artinya pelayanan kesehatan itu perlu banyak lintas sektor yang terlibat," jelasnya.

Diana menegaskan, saat ini belum ada penyesuaian iuran dan tarif terkait sistem KRIS. Menurutnya, masih ada masa transisi sampai dijalankan secara nasional pada Juni 2025.

Dia menambahkan, KRIS memperbaiki layanan kesehatan untuk masyarakat. Pelayanan tidak membeda-bedakan antara peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan kelas-kelas lainnya. "Justru untuk peningkatan layanan kesehatan kita dan untuk meningkatkan layanan kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan kita," ucapnya.

Diana menyebut, untuk bekerja sama dengan BPJS, Rumah Sakit harus melalui tahapan dan pemenuhan persyaratan dan fasilitas kesehatan. Terkait adanya protes dari peserta kelas 1 dan 2, Dia menekankan KRIS sudah sesuai standar.

"Standar yang sudah diatur sesuai dengan hak peserta, semua itu sebenarnya bertujuan untuk peningkatan pelayanan kesehatan sih, jadi nanti akan diatur dan dibahas lagi untuk mekanisme pembayarannya," katanya.

Saat ini BPJS Kesehatan mengembangkan banyak inovasi digital yang memudahkan peserta. ruf/S-2


Redaktur : Sriyono
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top