Target Pertumbuhan Disepakati di Kisaran 5,2-5,5 Persen
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan) bersama Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (tengah) dan Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso (kiri) mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (13/6/2019). Rapat kerja tersebut membahas asumsi dasar dalam kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan Fiskal RAPBN 2020.
JAKARTA - Pemerintah dan Komisi XI DPR menyepakati target atau asumsi pertumbuhan ekonomi secara tahunan atau year on year (yoy) sebesar 5,2-5,5 persen untuk pembahasan Rancangan APBN (RAPBN) 2020. Angka itu sedikit lebih rendah dari usulan pemerintah di kisaran 5,3- 5,6 persen. "Kami melihat asumsi ini akan lebih pas," kata Ketua Komisi XI DPR Melchias Markus Mekeng di Jakarta, Senin (17/6) sore.
Komisi XI DPR awalnya bahkan meminta asumsi pertumbuhan ekonomi 2020 sebesar 5,2- 5,4 persen. Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta jika usulan pemerintah dikoreksi agar Komisi XI DPR menetapkan asumsi pertumbuhan ekonomi yang tak jauh berbeda dari asumsi Bank Indonesia (BI) sebesar 5,1-5,5 persen.
"Optimisme kami bisa (batas atas) 5,5 persen," ujar Menkeu. Sri Mulyani meyakini investasi akan menjadi pendorong utama bagi perekonomian Indonesia untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi pada 2020.
Untuk mencapai target pertumbuhan tersebut, Sri Mulyani membidik investasi dapat tumbuh 7 persen hingga 7,4 persen. "Perbaikan kebijakan publik, kemudahan perizinan,dan pembangunan infrastruktur akan terus dilakukan untuk mendorong investasi di samping pengelolaan kebijakan fiskal yang sehat," katanya.
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya