Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Tantangan Menyusui Bagi Wanita: Rasa Sakit Sampai Faktor Sosial

Foto : Freepik/Jcomp

Ilustrasi.

A   A   A   Pengaturan Font

Meski menyusui dikaitkan dengan manfaat kesehatan tak hanya bagi anak tapi juga sang ibu, banyak masalah yang dapat menghalangi wanita menyusui bayi mereka. Beberapa wanita memilih untuk tidak memulai menyusui, berhenti menyusui lebih cepat dari yang diinginkan.

Penyapihan dini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti rasa nyeri atau sakit pada puting yang terus-menerus, persepsi tentang suplai ASI yang rendah, hingga kesulitan dengan bayi mereka.

Melansir laman Kementerian Kesehatan RI, penyapihan dini merupakan kondisi di mana ibu tidak lagi memberikan ASI pada bayi usia 0-6 bulan dikatakan sebagai praktek penyapihan dini.

UNICEF sendiri melaporkan enam masalah menyusui yang paling umum, yakni volume ASI minim, pembengkakan payudara, bayi tidak menyusu dengan benar, saluran susu tersumbat, mastitis, hingga kondisi puting yang lecet atau pecah-pecah.

Banyak wanita yang mengkhawatirkan bayi mereka tidak mendapatkan cukup ASI, ketika mulai menyusui untuk pertama kalinya. Tak sedikit dari mereka yang bahkan merasa frustasi karena merasa tidak menghasilkan cukup ASI untuk sang bayi.

Menurut Pelayanan Kesehatan Nasional Inggris Raya (NHS), minimnya volume ASI seseorang bisa terjadi karena sejumlah alasan, antara lain: mengonsumsi alkohol dan merokok saat menyusui, menjalani operasi payudara, jauh dari bayi pasca melahirkan, mengonsumsi sejumlah obat-obatan, depresi hingga masalah kesehatan pada bayi.

Untuk membantu mencegah suplai ASI yang rendah dan mempertahankan jumlah ASI yang sehat untuk bayi, cobalah untuk terlibat kontak fisik atau skin-to-skin begitu setelah melahirkan dan mulai menyusui sesegera mungkin.

Sebaliknya, menyusui juga bisa menyakitkan karena terjadinya pembengkakan payudara karena terlalu penuh dengan ASI sehingga akan terasa keras, kencang dan menyakitkan. Pembengkakan bisa terjadi di masa-masa awal saat ibu dan bayi masih membiasakan diri untuk menyusu.

Selain itu, pembengkakan juga bisa terjadi saat bayi telah berusia lebih besar dan tidak terlalu sering menyusu. Misalnya ketika mereka mulai makan makanan padat. Jika pembengkakan payudara berlanjut, hal ini dapat menyebabkan saluran susu tersumbat.

Pada kasus yang lebih parah, saluran susu yang tersumbat tidak teratasi ini juga bisa menyebabkan peradangan atau mastitis. Seorang yang mengalami mastitis akan merasa payudara mereka panas dan nyeri. Selain masalah suplai ASI, banyak wanita yang kesulitan menyusui karena kondisi puting yang sakit atau pecah-pecah. Kondisi ini umumnya merupakan tanda bahwa mulut bayi tidak melekat dengan benar pada payudara saat menyusu.

Penelitian telah menunjukkan bahwa rasa sakit saat menyusui dapat dikaitkan dengan depresi pasca persalinan. Oleh karena itu, skrining depresi pasca persalinan merupakan bagian penting dari riwayat medis saat merawat pasien.

Penyebab penyapihan dini juga dapat dikaitkan dengan faktor sosial, seperti akses terbatas ke cuti hamil berbayar dan hambatan untuk menyusui di tempat kerja. Padahal, banyak bukti menunjukkan bahwa cuti keluarga berbayar dan menciptakan pekerjaan ramah menyusui dan lingkungan pengasuhan anak memfasilitasi pekerjaan perempuan dan menyusui.

Memberikan panduan antisipatif kepada pasien tentang bagaimana melanjutkan menyusui setelah kembali bekerja, menawarkan surat kepada pemberi kerja tentang kebutuhan akomodasi laktasi, dan memberitahu pasien tentang Undang-Undang laktasi dapat menghilangkan beberapa hambatan sosial ini.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top