Tantangan Marger Pelindo
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) yang dioperasika Pelindo I Cabang Pekanbaru.
Foto: IstimewaJAKARTA - Penggabungan empat PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) mendapat respons positif, diantaranya dari Chairman Supply Chain Indonesia (SCI), Setijadi. Dia mengapresiasi keberhasilan Menteri BUMN Erick Thohir melakukan merger tersebut.
Meski demikian, dirinya memberikan empat catatan yang menjadi tantangan dan harus diantisipasi. "Pertama, peningkatan dan standardisasi pelayanan di semua pelabuhan Pelindo yang didukung standardisasi proses, SDM, dan teknologi (fasilitas) dengan sistem informasi yang terintegrasi, baik antar pelabuhan maupun antara pelabuhan dan pengguna," kata Setijadi dalam keterangan tertulisnya, Senin (4/10).
Kedua, tambahnya, adalah penataan hub & spoke kepelabuhanan Indonesia dengan tantangan utama mengurangi pelabuhan pintu ekspor-impor. Pembatasan menjadi hanya 2-5 international hub port akan meningkatkan volume barang secara signifkan di beberapa pelabuhan hub itu yang berpotensi menarik direct call untuk mother vessel.
Setijadi juga menyatakan hal itu bisa menjadi strategi penting meningkatkan daya saing pelabuhan Indonesia secara global, termasuk mengalihkan pengiriman yang selama ini melalui Singapura.Upaya itu yang harus dibarengi dengan penataan jaringan pelabuhan pengumpan (spoke)-nya bukan hal mudah, namun perlu menjadi prioritas dalam jangka panjang.
"Ketiga, pengembangan sistem transportasi multimoda. Pelindo dapat berperan mendorong integrasi pengiriman barang secara end-to-end dengan melibatkan perusahaan pelayaran dan operator transportasi jalan dan rel untuk meningkatkan efisiensi secara keseluruhan. Analisis Pelni dan INSA menunjukkan biaya kepelabuhanan sekitar 31 persen dan biaya transportasi laut sekitar 19 persen, sementara biaya transportasi hinterland mencapai sekitar 50 persen," katanya.
Terakhir, kontribusi terhadap pengurangan kesenjangan perekonomian antar wilayah. Pada 2020, misalnya, distribusi Produk Domestik Bruto masih didominasi wilayah Jawa (58,75 persen) dan Sumatera (21,36 persen). Pelindo diharapkan akan berperan melalui pelabuhan-pelabuhannya di empat wilayah yang berkontribusi terhadap PDB masih rendah, yaitu Kalimantan (7,94 persen), Sulawesi (6,66 persen), Bali-Nusa Tenggara (2,94 persen), dan Papua (2,35 persen).
Sebelum, Menteri BUMN, Erick Thohir mengaku bersyukur dengan adanya penggabungan empat BUMN pelabuhan, berintegrasi menjadi satu Pelindo sudah mendapat persetujuan dari Kementerian Keuangan, dan PP dari Presiden Joko Widodo dalam juga sudah disahkan.
"Seperti yang sering saya ungkapkan, penggabungan ini dilakukan untuk membuat industri kepelabuhanan nasional yang lebih kuat, dan meningkatkan konektivitas maritim di seluruh Indonesia, serta meningkatkan kinerja dan daya saing BUMN di bidang kepelabuhanan," katanya.
Erick menjelaskan bahwa penggabungan akan dapat memaksimalkan sinergi dan penciptaan nilai tambah. Salah satunya, terbuka peluang perusahaan untuk go global. Integrasi ini menempatkan Pelindo menjadi operator terminal peti kemas terbesar ke-8 di dunia.
- Baca Juga: Tingkatkan Likuiditas Perbankan
- Baca Juga: Di Mataram, Harga Cabai Rawit Tembus Rp90.000 per Kg
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Mohammad Zaki Alatas
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Pemerintah Siapkan Pendanaan Rp20 Triliun untuk UMKM-Pekerja Migran
- 2 Usut Tuntas, Kejati DKI Berhasil Selamatkan Uang Negara Rp317 Miliar pada 2024
- 3 Kabar Gembira untuk Warga Jakarta, Sambung Air PAM Baru Kini Gratis
- 4 Pemkot Surabaya Mengajak UMKM Terlibat dalam Program MBG
- 5 Antisipasi Penyimpangan, Kemenag dan KPAI Perkuat Kerja Sama Pencegahan Kekerasan Seksual
Berita Terkini
- Harga Pangan Minggu Secara Umum Turun, Bawang Putih Rp42.450 per Kg
- Bono, Messi, hingga Soros Dapat Penghargaan dari Presiden Biden
- Masuki Masa Pensiun, Marsda TNI Kusworo Dimutasi dari Jabatan Kepala Basarnas
- Dapat Penghargaan dari Presiden Biden, Messi Tak Hadir di Gedung Putih
- Osaka Tampil di Final WTA yang Telah Lama Ditunggu-tunggu di Auckland