Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penanganan Bencana

Tanggap Darurat Sulsel Hingga 6 Februari

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Guna mempermudah dan mempercepat penanganan bencana banjir, longsor, puting beliung, dan abrasi di wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel) maka Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah telah menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari yaitu tanggal 23 Januari 2019 hingga 6 Februari 2019. Status tanggap darurat dapat diperpanjang sesuai dengan kondisi di lapangan.

"Dengan penetapan status darurat oleh Gubernur maka ada kemudahan akses, baik penggunaan anggaran dari alokasi belanja tak terduga di APBD dan penggunaan dana siap pakai di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, di Jakarta, Senin (28/1).

Selain itu, tambah Sutopo, juga kemudahan akses pengerahan personel, logistik, peralatan, pengadaan barang dan jasa serta adminsitrasi. Intinya adalah agar penanganan dampak bencana dapat dilakukan cepat, tepat, dan akurat. Penanganan darurat masih terus dilakukan di Sulsel.

"Evakuasi, pencarian, dan penyelamatan korban, penanganan pengungsi, perbaikan sarana dan prasarana dilakukan. Bencana banjir, longsor dan puting beliung terjadi di 201 desa di 78 kecamatan tersebar di 13 kabupaten/kota yaitu di Kabupaten Jeneponto, Maros, Gowa, Kota Makassar, Soppeng, Wajo, Barru, Pangkep, Sidrap , Bantaeng, Takalar, Selayar, dan Sinjai," tukas Sutopo.

Dampak bencana per 28 Januari 2019 tercatat 69 orang meninggal, tujuh orang hilang, 48 orang luka-luka, 9.429 orang mengungsi. Kerusakan fisik meliputi 559 unit rumah rusak (33 unit hanyut, 459 rusak berat, 37 rusak sedang, 25 rusak ringan, lima tertimbun), 22.156 unit rumah terendam, 15,8 km jalan terdampak, 13.808 ha sawah terdampak, 34 jembatan, 2 pasar, 12 unit fasilitas peribadatan, 8 fasilitas pemerintah, dan 65 unit sekolah.

"Sebagian besar banjir sudah surut di daerah. Sebagian pengungsi sudah pulang ke rumahnya, namun sebagian masih tinggal di pengungsian. Masyarakat yang berada di pengungsian karena rumahnya rusak berat, masyarakat merasa lebih nyaman di pengungsian karena takut adanya banjir dan longsor susulan," kata Sutopo.

Kementerian Sosial (Kemensos) mengerahkan 60 personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) untuk ikut membersihkan rumah-rumah warga yang terdampak banjir di Kabupaten Jeneponto, Sulsel. Keterlibatan Tagana dengan bekal alat kebersihan ini diharapkan dapat membantu meringankan beban warga yang sedang menderita.

"Sampai hari ini pembersihan masih dilakukan karena rumah-rumah banyak yang terdampak baik rusak berat, sedang maupun ringan. Untuk itu kami membantu alat kebersihan dan mengerahkan Tagana," kata Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos, Harry Hikmat.

eko/Ant/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top