
Tangerang Targetkan Imunisasi Polio 40.000 Anak
Seorang anak sedang disuntik imunisasi di salah satu faskes Kota Tangerang beberapa waktu lalu.
Foto: ANTARA/HO-Dinkes Kota TangerangTANGERANG - Dinas Kesehatan Kota Tangerang telah mengeluarkan imbauan kepada seluruh orang tua untuk melengkapi imunisasi dasar anak. Mereka dapat mendatangi ke Posyandu yang totalnya mencapai 1.092. Mereka juga dapat langsung mendatangi 39 Puskesmas.
"Untuk imunisasi polio memiliki target sasaran hampir 40.000 anak," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, dr Dini Anggraeni. Jumlah tersebut untuk oral polio satu memiliki target 39.000. Kemudian, hampir 40.000 anak untuk oral polio 2-4.
Sementara itu, menurut Dokter Spesialis Anak RS Sari Asih Karawaci, Kota Tangerang, Miky Akbar, gejala awal penyakit polio tidak spesifik. "Gejalanya mirip infeksi saluran pernapasan umumnya," ujar Miky, dikutip Antara, Selasa (23/1). Gejala polio memiliki masa inkubasi 7 hingga 21 hari, sebelum menimbulkan kondisi serius berupa kelumpuhan.
Jadi, gejala awalnya seperti demam. Ada juga sakit tenggorokan, batuk pilek, nyeri otot, dan lemas. Kemudian, 7-14 hari setelah gejala awal tersebut dapat terjadi rasa kebas. Ini terutama di bagian kaki. Kemudian, kelemahan kedua kaki sampai sulit berjalan. Korban juga mengalami kesulitan menggenggam benda.
Miky menjelaskan, polio adalah salah satu penyakit infeksi saraf yang diakibatkan virus polio. Penyakit ini menyerang sistem saraf pusat dan perifer serta bisa menyebabkan kelumpuhan permanen.
Virus polio biasanya menyebar melalui rute fecal-oral. Ini berarti dapat ditransmisikan melalui kontak langsung atau melalui makanan dan air yang terkontaminasi dengan tinja (feses) penderita yang terinfeksi virus polio.
"Virus tersebut kembali ada dimungkinkan akibat virus polio yang tertidur dalam tubuh seorang anak yang pernah terinfeksi. Virus akan berkembang saat tubuh dalam kondisi imun lemah . Hal ini diistilahkan dengan sindrom pascapolio," ujarnya.
Dua Jenis
Polio terbagi dua jenis: Polio nonparalitik dan Polio Paralitik. Untuk yang nonparalitik lebih ringan dari penyakit. Dia menyebabkan gejala flu-like syndrome seperti demam, sakit tenggorokan, mual, dan muntah. Bentuk polio nonparalitik biasanya tidak meninggalkan kerusakan jangka panjang.
Miky lebih jauh menjelaskan, untuk Polio Paralitik berbentuk lebih berat. Virus ini mempengaruhi sistem saraf pusat dan perifer. Dia menyebabkan kelemahan otot. Dalam kasus yang parah mengakibatkan kelumpuhan yang seringkali bersifat permanen atau ireversibel.
"Semua batas usia anak berisiko jika tidak imunisasinya tidak lengkap, apalagi sama sekali tidak pernah diimunisasi. Proses pertumbuhan dan perkembangan pada anak di bawah usia dua tahun bisa terganggu jika terkena infeksi virus polio," tandas Miky.
Polio yang menyebabkan kelumpuhan permanen sangat sulit untuk mengembalikan fungsinya seperti awal, kecuali untuk jenis polio nonparalitik masih bisa dilakukan rehabilitasi. "Fungsinya dapat membaik 20-30 persen kasus dalam waktu enam bulan. Atau setidaknya terjadi perbaikan fungsi dalam waktu 1-2 tahun," tandas Miky.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan minta pemerintah daerah meningkatkan sosialisasi pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio guna mencegah penolakan warga.
Redaktur: Aloysius Widiyatmaka
Penulis: Aloysius Widiyatmaka
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Aksi Bersih Pantai Menteri LH dan Panglima TNI di Pangandaran, Peringati Hari Peduli Sampah
- 2 Harga BBM di SPBU Vivo Turun, Pertamina, BP dan Shell Stabil
- 3 RI Perkuat Komitmen Transisi Energi Lewat Kolaborasi AZEC
- 4 Akademisi: Perlu Diingat, Kepala Daerah yang Sudah Dilantik Sudah Menjadi Bagian dari Pemerintahan dan Harus Tunduk ke Presiden
- 5 Beri Pilihan yang Luas, Living World Grand Wisata Hadir 250 Tenant