Tak Satu Pun Negara Mampu Terus Salurkan Bansos Tanpa Membangun Fondasi Ekonominya
ACHMAD MARUF Pengamat Ekonomi UMY - Dia pikir bisa mengguyur dengan bansos. Tapi, dia tidak pernah berpikir kalau rupiah jebol, nilai tukarnya semakin melemah terhadap Dollar AS. Apalagi kalau fondasi ekonomi dan politik kita rapuh seperti saat ini, tidak bisa hanya mengandalkan bansos.
Partai politik usai pemilu bisa saja berkoalisi, tetapi yang gabung biasanya para elite, bukan rakyat. Kondisi tersebut lebih berbahaya karena rakyat tidak bersatu. Elite tidak mewakili rakyat.
Hal itu kembali kepada kondisi di mana orang yang mengerti politik, orang pintar, para cendikia, sudah memberi sinyal, namun semua itu diabaikan.
"Dia pikir bisa mengguyur dengan bansos. Tapi, dia tidak pernah berpikir kalau rupiah jebol, nilai tukarnya semakin melemah terhadap Dollar AS. Apalagi kalau fondasi ekonomi dan politik kita rapuh seperti saat ini, tidak bisa hanya mengandalkan bansos" kata Maruf.
Sementara itu, Peneliti Pusat Riset Pengabdian Masyarakat (PRPM) Institut Shanti Bhuana, Bengkayang, Kalimantan Barat, Siprianus Jewarut, mengatakan kalau hanya bergantung pada pemberian bantuan sosial (bansos) maka tidak ada satu pun yang mampu bertahan. Sebab, fondasi ekonomi dan politik adalah dua hal yang tidak terpisahkan dan tidak akan bisa bertahan kalau terus direkayasa.
"Tidak ada satu pun negara dunia yang mampu melaksanakan bansos terus-menerus, kalau fondasi ekonominya tidak dibangun.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya