Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pemilu 2019

Tak Boleh Pasang Atribut Parpol pada Bantuan Korban Gempa

Foto : ISTIMEWA

Wahyu Setiawan

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Wahyu Setiawan, meminta peserta pemilu tidak memberi label atribut partai politik atau pasangan calon presiden dan wakil presiden pada bantuan untuk korban terdampak bencana di Sulawesi Tengah (Sulteng).

Menurut Wahyu, itu merupakan cara mencegah politisasi bantuan kemanusiaan. "Caranya bagaimana, yaitu dengan tidak melabeli bantuan kemanusiaan itu dengan atribut politik, baik stiker atau atribut lain yang menggambarkan kegiatan politik itu," ujar Wahyu, di Jakarta, Rabu (3/10/).

Pemerintah, Komisi Pemilihan Umum (KPU), serta peserta Pemilu 2019 sudah sepakat untuk tidak melakukan kampanye pemilihan presiden dan pemilihan anggota legislatif di wilayah bencana Sulawesi Tengah meskipun tahapan masa kampanye telah ditetapkan tiga hari pascapenetapan Daftar Calon Tetap (DCT) atau 23 September 2019, hingga 13 April 2019.

Semua sepakat mengedepankan pendekatan kemanusiaaan. Membantu warga yang sedang tertimpa musibah sambil menunggu proses tanggap darurat bencana terlewati. Wahyu mencontohkan hal yang tidak boleh dilakukan, misalnya bantuan berupa makanan instan yang diberi stiker parpol.

Selain itu, Wahyu mengatakan praktik-praktik lainnya yang menyangkut atribut politik diperbolehkan. Dia menyebutkan hal yang dibolehkan seperti penggunaan mobil parpol dan pakaian parpol saat penyaluran bantuan, dan penyerahan bantuan oleh pimpinan partai. "Masalahnya bukan identitas yang mengantar, tapi bantuannya ini.

Kan ada dulu mi instan ditempeli muka partai, itu yang enggak boleh," terang dia. Jika ada partai yang melanggar, Wahyu menyebutkan hal itu akan ditindak oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sebagai bentuk pelanggaran kampanye. Sementara itu, anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, M. Afifuddin, mengatakan sampai saat ini belum ada laporan terkait dugaan pelanggaran parpol yang menyelipkan kegiatan kampanye melalui bantuan kemanusiaan kepada korban bencana di Sulawesi Tengah.

Afifuddin menyebutkan saat ini pihaknya masih fokus pada proses pencegahannya. Ia meminta kesadaran parpol untuk fokus pada aspek kemanusiaan dan tidak memanfaatkannya sebagai kegiatan politik. "Orientasinya bukan temuannya dulu, tapi pencegahan agar area korban tidak jadi ruang kampanye karena asas kemanusiaan," ujar dia.

Agar kegiatan tersebut tak dikategorikan sebagai kampanye, dia meminta peserta pemilu tak menyematkan atributnya di bantuan yang akan diberikan. Yang diperbolehkan hanya pemakaian baju partai maupun penggunaan mobil partai saat menyalurkan bantuan kepada korban. "Itu tidak dianggap sebagai pelanggaran. Batasannya itu kalau bisa barang yang dikirim tidak usah diembelembel partai.

rag/P-4


Redaktur : Khairil Huda

Komentar

Komentar
()

Top