Taiwan Tingkatkan Hubungan dengan Guatemala
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen (kiri tengah) dan Presiden Guatemala Alejandro Giammattei berjalan di area situs Maya Tikal, di Peten, Guatemala, Sabtu, 1 April 2023.
Foto: AP/Moises CastilloGUATEMALA - Pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen mengakhiri kunjungan resmi ke Guatemala, Minggu (2/4), di mana ia menawarkan kerja sama lebih erat kepada pemerintahan Presiden Guatemala Alejandro Giammattei, salah satu dari sedikit sekutu Taiwan yang tersisa.
Lawatan Tsai, yang dilanjutkan ke Belize pada Minggu (2/4) sore, dilakukan hanya sepekan setelah Honduras memutuskan hubungan dengan Taiwan dan berpaling ke Beijing.
Tiongkok dan Taiwan berebut pengaruh di Amerika Latin sejak berakhirnya perang saudara pada 1949 dan Beijing menyatakan Taiwan sebagai bagian dari wilayah mereka, klaim yang ditolak keras oleh Taiwan.
Tiongkok menolak negara lain yang menjalin hubungan dengan mereka untuk berhubungan resmi dengan Taiwan.
Ketika berkunjung ke Guatemala, Tsai menandatangani bantuan sebesar 4 juta dolar (sekitar Rp59,98 miliar) untuk memodernisasi kawasan pedesaan dan berjanji untuk meningkatkan kerja sama antara kedua pihak.
"Mulai sekarang, Taiwan dan Guatemala akan terus memperlihatkan solidaritas, meningkatkan kerja sama di segala bidang yang saling menguntungkan," kata Tsai saat mengunjungi rumah sakit yang dibangun dengan bantuan Taiwan.
Sebelum tiba di Guatemala, satu dari 13 negara tersisa yang menjalin hubungan diplomatik dengan Taiwan, Tsai secara kontroversial mampir di New York, menyulut kemarahan Beijing yang mengingatkan AS agar tidak menerima Tsai.
Pengaruh Tiongkok semakin meningkat di Amerika Latin dalam beberapa tahun terakhir setelah Nikaragua, El Salvador, Panama dan Kosta Rika ramai-ramai meninggalkan Taiwan dan berpaling ke Beijing.
Presiden Guatemala menyampaikan ucapan terima kasih atas kunjungan Tsai ke negara Amerika Tengah itu.
"Kunjungan untuk meningkatkan hubungan persahabatan ini akan selalu ada di dalam hati kami," kata Giammattei.
Keputusan Guatemala untuk menjaga hubungan resmi dengan Taiwan adalah usaha untuk menyenangkan Amerika Serikat saat hubungan mereka dengan Washington memburuk, menurut mantan Menteri Luar Negeri Guatemala Edgar Gutierrrez kepada Reuters, Minggu (2/4).
Pemerintah Guatemala berusaha untuk membangun kembali hubungan dengan AS dengan menawarkan Guatemala sebagai tempat penampungan migran, ikut memindahkan kedutaan ke Yerusalem, mendukung Ukraina dan mengekstradisi lebih dari 100 pengedar narkoba serta mempertahankan hubungan diplomatik dengan Taiwan, kata Gutierrez.
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Cagub Khofifah Pamerkan Capaian Pemprov Jatim di Era Kepemimpinannya
- 2 Ini Klasemen Liga Inggris: Nottingham Forest Tembus Tiga Besar
- 3 Cawagub Ilham Habibie Yakin dengan Kekuatan Jaringannya di Pilgub Jabar 2024
- 4 Cagub Luluk Soroti Tingginya Pengangguran dari Lulusan SMK di Jatim
- 5 Cagub Risma Janji Beri Subsidi PNBP bagi Nelayan dalam Debat Pilgub Jatim
Berita Terkini
- Arah Pembangunan Pusat dan Daerah Harus Selaras
- Jaga Wibawa Institusi, Pimpinan Harus Buka Borok Birokrat yang Korup
- Harris-Trump Terus Kampanye saat 75 Juta Warga Telah Mencoblos
- Dokter Spesialis Ini Ingatkan Aktivitas dan Latihan Fisik Rutin Bisa Kurangi Risiko Stroke
- Indonesia dan Russia Gelar Latgab Angkatan Laut