Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pidato Tahun Baru | Tsai Puji Negaranya karena Berhasil Atasi Pandemi dan Tumbuhkan Ekonomi

Taiwan Siap Dialog dengan Tiongkok

Foto : AFP/Sam Yeh

Tawaran Perdamaian - Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen (tengah) saat berpidato pada Hari Nasional di depan Kantor Kepresidenan di Taipei, pada Oktober lalu. Saat pidato Tahun Baru yang dibacakan pada Jumat (1/1), Presiden Tsai menyatakan negaranya siap untuk melakukan pembicaraan bermakna dengan Tiongkok.

A   A   A   Pengaturan Font

TAIPEI - Taiwan siap untuk melakukan pembicaraan bermakna dengan Tiongkok selama Beijing bersedia mengesampingkan konfrontasi dan meningkatkan hubungan bilateral. Tawaran damai itu disampaikan Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, dalam pidato Tahun Baru yang dibacakan pada Jumat (1/1).

"Taiwan yang menerima senjata pertahanan dan dukungan politik yang kuat dari Amerika Serikat (AS), akan tetap berpegang pada kebijakannya saat ini dan berharap dapat berdialog dengan Beijing atas dasar kesetaraan dan saling menghormati," kata Presiden Tsai.

"Dengan kesetaraan dan rasa hormat, kami ingin bersama-sama memfasilitasi dialog yang bermakna," imbuh Presiden Taiwan itu.

Dalam pidato di kantor kepresidenan itu, Presiden Tsai mengatakan bahwa dalam setahun terakhir, aktivitas militer Tiongkok semakin sering mendekati wilayah Taiwan dan dan manuver tersebut tak hanya memengaruhi hubungan di seluruh Selat Taiwan, tetapi juga telah mengancam perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik saat ini.

"Saya ingin menegaskan kembali, bahwa dalam hal hubungan lintas selat, kami tidak akan maju secara terburu-buru dan akan berpegang pada prinsip-prinsip kami," kata Tsai.

Tsai juga mengatakan bahwa selama otoritas Beijing bertekad untuk meredakan antagonisme dan meningkatkan hubungan lintas selat, maka sejalan dengan prinsip timbal balik dan martabat, dirinya akan bersedia untuk bersama-sama mempromosikan dialog yang bermakna.

Tiongkok pada 2016 telah memutuskan mekanisme pembicaraan formal setelah Tsai untuk pertama kalinya menjabat presiden. Beijing sendiri telah berulang kali menolak ajakan damai Tsai dengan mengatakan bahwa Presiden Taiwan itu harus terlebih dahulu menerima Taiwan sebagai bagian dari Tiongkok. Tuntutan Tiongkok itu merupakan sesuatu yang telah ditolak oleh Tsai.

Taiwan diklaim oleh Tiongkok sebagai bagian dari wilayahnya yang membangkang dan kini Taipei telah mendapat tekanan yang kian meningkat dari Beijing yang telah makin banyak melakukan aktivitas militer di dekat wilayah Taiwan.

Presiden Tsai berharap setelah epidemi Covid-19 terkendali, maka pertukaran hubungan yang normal dan teratur untuk meningkatkan pemahaman dan mengurangi kesalahpahaman antara orang-orang di kedua sisi Selat Taiwan, dapat dilanjutkan.

Walau belum ada tanggapan langsung dari Beijing terkait tawaran damai dari Presiden Tsai, ketua Kantor Urusan Taiwan di Tiongkok, Liu Jieyi, mengatakan dalam pesan tahun barunya bahwa mereka akan tetap berpegang pada prinsip satu Tiongkok. "Hanya dengan menghilangkan momok soal kemerdekaan Taiwan, barulah ada perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan," ucap Liu.

Atasi Pandemi

Tsai dalam pidato Tahun Baru juga memuji negaranya dalam hal mengatasi pandemi virus korona dan mampu menumbuhkan perekonomian di tengah ancaman militer Tiongkok. Pujian itu patut disampaikan atas upaya Taiwan yang cepat dan berkelanjutan dalam menahan wabah Covid-19, dengan hanya mencatat tujuh kasus kematian dan kurang dari 800 kasus yang dikonfirmasi, meski wilayahnya berada dekat dengan Tiongkok yang jadi episentrum wabah saat pandemi dimulai.

"Taiwan telah secara efektif menaklukkan virus karena amat meyakini profesionalisme, saling percaya dan bersatu antarwarga, tanpa tindakan penguncian wilayah yang membatasi aktivitas bisnis dan pendidikan," ucap Tsai.

"Namun seiring pertumbuhan ekonomi, Taiwan terancam oleh seringnya aktivitas pesawat militer dan kapal perang di sisi lain Selat Taiwan," imbuh dia seraya mengatakan bahwa stabilitas hubungan lintas selat menjadi perhatian tidak hanya bagi kedua belah pihak tetapi juga dunia. ST/DW/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top