Taiwan Gelar Latihan Udara dan Laut Saat Tiongkok Terus Menekan
Presiden Taiwan Lai Ching-te berjalan melewati tentara di pangkalan angkatan laut setelah latihan militer Tiongkok awal minggu ini di Taoyuan pada 18 Oktober 2024.
Foto: Enquirer/AFPTAIPEI - Militer Taiwan mengerahkan pesawat terbang, kapal dan sistem rudal pertahanan udara dalam sebuah latihan pada hari Kamis (28/11), saat kementerian pertahanannya melaporkan mendeteksi dua balon Tiongkok di dekat pulau itu.
Tiongkok dan Taiwan telah berada di bawah pemerintahan yang terpisah sejak tahun 1949, tetapi Beijing menganggapnya sebagai bagian wilayahnya dan menolak untuk meninggalkan penggunaan kekuatan untuk membawa pulau itu di bawah kendalinya.
Beijing secara berkala mengerahkan jet tempur, pesawat tak berawak, dan kapal perang di sekitar Taiwan, dan kadang-kadang balon, untuk terus meningkatkan tekanan militer.
Latihan pagi itu ditujukan untuk menguji "prosedur respons dan keterlibatan unit pertahanan udara", kata Komando Angkatan Udara Taiwan dalam sebuah pernyataan.
"Berbagai jenis pesawat, kapal, dan sistem rudal pertahanan udara dikerahkan dari pukul 5.00 pagi hingga pukul 7.00 pagi," kata pernyataan itu, tanpa memberikan rincian.
Terakhir kali Komando Angkatan Udara mengadakan latihan semacam itu adalah pada bulan Juni, sebulan setelah Presiden Taiwan Lai Ching-te menjabat.
Kementerian Pertahanan Taiwan melaporkan pada hari Kamis, pihaknya telah mendeteksi dua balon Tiongkok di atas perairan utara pulau tersebut.
Balon-balon itu terlihat pada Rabu sore di dua lokasi sekitar 111 kilometer (69 mil) barat laut dan 163 kilometer utara Kota Keelung.
Peristiwa ini menyusul penampakan balon Tiongkok pada hari Minggu di perairan yang sama.
Bersamaan dengan kedua balon tersebut, 13 pesawat militer Tiongkok dan tujuh kapal angkatan laut terlihat di sekitar Taiwan dalam 24 jam hingga pukul 6:00 pagi pada hari Kamis, kata kementerian tersebut.
Taiwan hidup di bawah ancaman invasi Tiongkok secara terus-menerus dan telah meningkatkan pengeluaran pertahanan dalam beberapa tahun terakhir untuk memperkuat kemampuan militernya.
Pulau ini memiliki industri pertahanan dalam negeri tetapi juga sangat bergantung pada penjualan senjata dari Washington, yang merupakan mitra terpenting Taiwan dan penyedia senjata dan amunisi terbesar.
Taiwan menggambarkan balon-balon tersebut sebagai bentuk pelecehan "zona abu-abu" -- sebuah taktik yang tidak termasuk tindakan perang.
Berita Trending
- 1 Perlu Ditiru Pejabat Lain, Menteri Agama Nasaruddin Umar Laporkan Penerimaan Gratifikasi ke KPK
- 2 BMKG: 10 daerah di Sumsel dilanda hujan ekstrem pada hari pencoblosan
- 3 Ini yang Dilakukan Dua Kementerian untuk Majukan Ekonomi Daerah Transmigrasi
- 4 Menag Laporkan Penerimaan Gratifikasi ke KPK
- 5 Dua Petugas Pemilu di Jatim Meninggal Dunia, Tujuh Orang Sakit
Berita Terkini
- Russia Pertimbangkan Pengerahan Rudal ke Asia
- Survei OECD Soroti Upaya Indonesia Dorong Transformasi Digital dan Transisi Energi
- Mendag Janjikan Harga MinyaKita Turun Akhir Pekan Ini
- Demi Wujudkan Swasembada Pangan, Penyuluh Pertanian Bakal Disiapkan di Tiap Desa
- Iran akan Akhiri Larangan Kepemilikan Senjata Nuklir jika Sanksi Berlanjut