Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Skandal Korupsi I Ye Jianming Diduga Mengetahui Kasus Korupsi Seorang Eks Ketua PKT

Taipan Energi Tiongkok Disidik

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Otoritas di Beijing sedang menyidik seorang taipan perusahaan energi Tiongkok yang diduga tersangkut kasus korupsi yang melibatkan seorang eks ketua PKT. Kasus ini pun ternyata sedang diselidiki oleh pengadilan Amerika Serikat.

BEIJING - Saham dua perusahaan yang terkait dengan CEFC China Energy, yaitu CEFC Anhui International Holding dan CEFC Hong Kong Financial Investment Company, mengalami keanjlokan setelah sebuah laporan mengatakan bahwa ketua perusahaan konglomerasi asal Tiongkok dalam proses penyelidikan.

Ye Jianming, yang sebelumnya disebut-sebut oleh majalah Forbes edisi 2016 sebagai taipan baru di industri perminyakan Tiongkok, berhasil membangun CEFC China Energy hingga menjadi salah satu perusahaan energi tingkat global setelah berhasil mengembangkan industrinya hingga ke Eropa Timur, Afrika dan negara-negara Teluk Arab, hingga pada tahun lalu menyetujui pembelian 14 persen saham raksasa perusahaan minyak asal Russia, Rosneft.

"Ye dalam penyidikan terkait hubungannya dengan mantan ketua Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang dituding terlibat skandal korupsi," demikian laporan majalah berita keuangan Caixin yang mengutip keterangan sejumlah narasumber rahasia.

Caixin juga menulis bahwa Ye tak memegang jabatan atau memegang kendali penuh atas pengelolaan perusahaan CEFC Anhui International Holding dan CEFC Hong Kong Financial Investment Company.

Dalam laporannya, Caixin tak merinci latar belakang penyidikan terhadap Ye kecuali mengatakan bahwa otoritas Tiongkok telah meminta bantuannya untuk sebuah investigasi kasus korupsi yang dilakukan mantan ketua PKT tingkat provinsi yang saat ini telah ditahan.
"Ketua PKT itu telah membantu CEFC untuk mendapatkan keuntungan finansial," tulis Caixin.

Dipantau Beijing

Beijing saat ini tengah berusaha untuk mengendalikan perusahaan konglomerasi yang telah melarikan banyak uang investasi bernilai milyaran ke luar negeri. Pekan lalu, otoritas Tiongkok mengambil alih kelompok perusahaan asuransi terkemuka, Anbang Insurance Group, setelah pemimpinnya dihapakna ke meja hijau atas kejahatan ekonomi.

Ekspansi CEFC yang cukup gencar secara internasional, telah memicu kecurigaan siapa yang jadi penyokong kemajuan perusahaan konglomerasi itu dari dalam negeri.

Diluar kecurigaan tersebut, CEFC ternyata turut memiliki andil dalam inisiatif ambisi pembangunan infrastruktur yang digagas Presiden Xi Jinping yaitu Jalur Sutera Baru (One Belt One Road).

Kecurigaan tak hanya datang dari Beijing karena otoritas Amerika Serikat (AS) tahun lalu juga memantau perusahaan konglomerasi asal Tiongkok ini dalam transaksi bisnis di Afrika.

Terkait kasus di Afrika ini, otoritas AS telah menahan mantan Menteri Urusan Hong Kong dan mantan Menteri Luar negeri Senegal terkait kasus skema suap bernilai miliaran dollar AS di Afrika yang mewakili sebuah perusahaan energi utama di Tiongkok.

Sejauh ini CEFC sama sekali tak disebut-sebut dalam gugatan hukum yang diajukan di Pengadilan Distrik Federal New York, namun ada rincian yang menuliskan adanya keterlibatan CEFC China Energy.

AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top