Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Tahun Ini, Kemenhub Operasikan 116 Trayek Angkutan Laut Perintis

Foto : Istimewa.

Ilustrasi - Angkutan perintis untuk daerah-daerah terpencil dan tertinggal.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Untuk mendukung mobilitas masyarakat di daerah-daerah terpencil dan tertinggal, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) mengoperasikan 116 trayek angkutan laut kapal perintis.

Hal ini diungkapkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Arif Toha, saat membuka kegiatan Pra Rapat Koordinasi (Prarakornas) Angkutan Laut Perintis. Dia menjelaskan angkutan laut kapal perintis telah menjadi tulang punggung konektivitas transportasi di Indonesia. Karenanya, pihaknya berkomitmen untuk terus meningkatkan layanan ini guna memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat di seluruh wilayah Indonesia.

"Pada 2023, Ditjen Hubla telah menyelenggarakan sejumlah 116 trayek angkutan laut kapal perintis yang melayani 42 pelabuhan pangkal, tersebar di 23 Provinsi di Indonesia, dan melayani lebih dari 562 pelabuhan singgah," kata Arif dalam keterangan tertulisnya, Kamis (25/5).

Dia mengharapkan Prarakornas Perintis Tahun Anggaran 2023 yang diadakan ini akan menjadi wadah yang efektif dalam mempertemukan kebutuhan layanan angkutan laut perintis dari daerah-daerah dengan kebijakan Kementerian Perhubungan, sehingga konektivitas transportasi dapat terjaga dan ditingkatkan.

Sedangkan Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Capt. Hendri Ginting menyampaikan Pra Rapat Koordinasi Angkutan Laut Perintis merupakan forum yang penting untuk memetakan usulan trayek angkutan laut perintis TA.2024.

Dalam proses pembahasannya, pemerintah daerah, pemerintah kabupaten/kota, dan penyelenggara pelabuhan telah mengidentifikasi potensi ekonomi serta program pembangunan dan pengembangan ekonomi di setiap wilayah pelabuhan pangkal dan pelabuhan singgah yang diusulkan.

"Pelayaran perintis dilaksanakan secara terpadu dengan sektor lain berdasarkan pendekatan pembangunan wilayah, di mana penyusunan usulan trayek angkutan laut perintis dikoordinasikan oleh pemerintah daerah dengan melibatkan instansi terkait dan memperhatikan keterpaduan dengan program sektor lain seperti perdagangan, perkebunan, transmigrasi, perikanan, pariwisata, pendidikan, dan pertanian, guna mengembangkan potensi daerah," ujarnya.

Capt. Hendri Ginting, menjelaskan bahwa untuk meningkatkan kualitas layanan angkutan laut perintis, beberapa hal menjadi prioritas utama. Pertama, pengelolaan angkutan laut perintis harus dilakukan secara berkelanjutan dan harmonisasi dengan Kementerian/Lembaga terkait guna mendukung peningkatan pelayanan dan keselamatan maritim.

Kedua, pelaksanaan anggaran angkutan laut kapal perintis harus efektif dan efisien, serta mematuhi peraturan yang berlaku. Ketiga, pengawasan penyelenggaraan angkutan laut kapal perintis harus dilakukan secara menyeluruh.

Terakhir, pengelolaan anggaran yang bijaksana, efisien, dan efektif menjadi penting mengingat keterbatasan ruang fiskal dan alokasi anggaran Pemerintah. Analisis faktor penumpang juga dilakukan guna mengidentifikasi trayek kapal perintis dengan tingkat okupansi tinggi yang dapat ditawarkan kepada sektor swasta/komersial.

"Melalui upaya bersama ini, diharapkan konektivitas yang lebih baik, produktivitas yang meningkat, dan ketepatan waktu dalam layanan angkutan laut kapal perintis dapat terwujud," tutupnya.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Mohammad Zaki Alatas

Komentar

Komentar
()

Top