Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Tahu Lontong Lonceng Khas Malang

Foto : koran jakarta/selocahyo
A   A   A   Pengaturan Font

Tampilan luar tahu ada yang berwarna putih maupun kuning. Saking populernya, kini tahu menjadi bagian tak terpisahkan dan telah merambah ke berbagai kelas sosial.

Konon, tahu yang dibuat dari endapan perasan biji kedelai, ditemukan oleh seorang bangsawan, Liu Bang asal Tiongkok pada zaman dinasti Han.

Bersama tempe, makanan yang populer sebagai makanan warga kelas bawah ini di Indonesia telah mengalami indigenisasi sehingga muncul berbagai varian tahu serta panganan berbahan tahu.

Pada perkembangannya, masyarakat di berbagai daerah banyak mengunakan tahu sebagai bahan utama untuk masakan. Aneka olahan menu yang melibatkan tahu antara lain tahu bacem, tahu bakso, tahu campur, tahu guling, tahu isi (tahu bunting), perkedel tahu, siomay tahu, kerupuk tahu, tahu pedes, tahu krispi, dan tahu tek.

Sebagai salah satu wilayah yang dikenal kaya akan beragam menu kuliner, Jawa Timur juga memiliki ragam olahan tahunya sendiri. Bagi yang mengaku penggemar makanan yang kaya manfaat ini, sempatkan berburu aneka kreasi unik dan lezat bila bertandang di berbagai daerah di Jatim.

Salah satu olahan tahu yang mudah ditemukan di Jawa Timur adalah Tahu Tek. Penamaan Tahu Tek sendiri karena

hidangan ini banyak dijual oleh pedagang keliling dengan cara menjajakan

membunyikan wajang penggorengan dengan sutil, 'tek - tek - tek".

Sebagian masyarakat juga mengenal sajian ini dengan sebutan Tahu Telor, karena varian yang banyak dipesan adalah potongan tahu yang digoreng bersama adonan telur kocok.

Tahu tek terdiri atas tahu goreng setengah matang dan lontong yang dipotong kecil-kecil dengan gunting, disajikan bersama kentang goreng, taoge, dan irisan ketimun dengan siraman bumbu petis dan taburan kerupuk kecil-kecil.

Bagi anda yang sedang berkunjung Malang, tidak ada salahnya mencoba suguhan tahu tek khas setempat yang khas. Bagi yang akrab dengan tahu tek ala Lamongan dan Surabaya, tentu sudah akrab dengan rasa petis yang dominan pada bumbu menu ini.

Sementara suguhan Tahu Lontong (istilah tahu tek di Malang) justru sebaliknya, sensasi kacang tanah dalam bumbu sangat terasa, lebih ringan dan tidak eneg.

Hal ini dikarenakan mayoritas penjual tahu lontong atau tahu tek di Malang tidak menggunakan petis dalam adonan bumbu siramnya. Kalaupun ada, bahan petis yang disertakan hanya sedikit, sehingga rasa kacang tanah lebih dominan.

Salah satu penjual tahu lontong yang layak jadi pilihan adalah Tahu Lontong Lonceng yang terletak di Jalan Laksamana Martadinata, Sukoharjo, Klojen, Malang.

Depot Tahu Lontong Lonceng yang berada di kawasan pasar besar ini telah menjadi salah satu kuliner legedaris "Kota Bunga". Sebutan nama Lonceng berasal karena pada awalnya sang tahu lontong ini berjualan di dekat tugu lonceng, yang merupakan hadiah dari gubernur Karesidenan Belanda kala itu.

Kini lonceng tersebut telah digantikan oleh tugu jam kecil yang terletak tidak jauh dari depot itu.

Beberapa menu andalan yang bisa kita pilih antara lain seperti tahu telor lontong, tahu telor nasi (tanpa lontong), tahu lontong biasa (tanpa telur) , dan beberapa minuman hangat maupun dingin minuman.

Sejak buka pada 1935 hingga sekarang, keaslian cita rasa bumbunya yang lezat tetap terjaga.

Siraman bumbu kacang yang mengandung rasa manis kecap, gurih kacang dan sedikit sambal petis ini terasa begitu menyatu dengan tahu dan telor yang digoreng dengan tingkat kematangan yang pas.

Ciri lain yang merujuk ke-khas-an tahu tek ala Malang adalah dalam satu piring tahu lontong disertakan kecambah dalam jumlah lebih banyak, mentimun, dan disajikan tanpa kentang. Untu kerupuk, tentu tidak ketinggalan.

Pengunjung bisa memilih dua cara menikmati taburan kerupuknya yang berukuran kecil. Pertama dengan memakannya secara terpisah dengan gaya "kemenyres", atau dengan sensasi melempem, membiarkannya tenggelam dan menyatu dalam siraman bumbu kacang.

Pemilik warung Tahu Lonceng, Dewi menjelaskan, salah satu rahasia ketenaran depot yang menghabiskan telur rata-rata 10 kilogram setiap hari itu ada pada bahan-bahan yang digunakan.

"Tahu, lontong, dan kecap yang dipakai buatan sendiri, tanpa bahan pengawet sama sekali. Selain itu dalam proses pembuatan tahu juga masih mempertahankan penggunaaan bahan baku bakar bambu," ujar dia.

Selain mencicipi hidangan lezat, pengunjung juga dapat menikmati suasana kota lama Malang di sekitar depot yang buka sejak siang hari ini.

Sementara penggunaan gerobak asli sebagai tempat memasak dan menyiapkan makanan yang digunakan sejak 1935, menambah kesan otentik hidangan dari masa lampau Kota Malang ini. SB/E-6

Menikmati Gurihnya Tepo Tahu Ngawi

Olahan tahu lain yang tak kalah unik adalah Tepo Tahu khas Ngawi. Ya, kota yang terletak di perbatasan antara Jawa Timur dan Jawa Tengah ini telah lama dikenal dengan sajian tradisional itu.

Sekilas tepo tahu tampak mirip dengan lontong tahu atau kupat tahu, namun memiliki rasa dan bahan yang berbeda. Makanan ini berupa potongan-potongan tepo dan tahu, yang disajikan bersama irisan kol, tauge, irisan seledri, bawang goreng dan kacang goreng (utuh, tidak dihaluskan), serta remukan kerupuk, lalu disiram dengan kuahnya yang khas.

Salah satu ciri dari makanan berkuah ini adalah penggunaan tepo dan tahu telur sebagai bahan dasar. Tepo adalah makanan seperti lontong, dengan tekstur lebih lembut. Sedangkan tahu telur dari olahan ini terbuat dari tahu yang dicampur dengan telur dan digoreng.

Sedangkan kuah Tepo Tahu yang segar itu, dibuat hanya menggunakan kecap, air asam jawa dan bumbu halus. Meskipun terkesan sederhana, kuah Tepo Tahu memiliki rasa dan aroma yang mampu menggugah selera para penikmat kulier. Apalagi taburan kecambah yang dicampur dengan irisan daun seledri semakin menambah sensasi segar pada aroma kuahnya.

Tepo Tahu memiliki cita rasa yang sangat khas. Begitu disantap, perpaduan rasa manis, asam dan pedas pada kuah langsung menyapa lidah. Sementara tekstur tepo dan tahu telurnya yang begitu lembut dan gurih, seolah memanjakan sensasi setiap orang yang menikmati sajian ini.

Sajian ini bisa dengan mudah kita temukan di warung- warung pinggir jalan di daerah Ngawi. Beberapa tempat yang banyak dikunjungi pemburu kuliner adalah tepo tahu Pak Samud di Pasar Sore Ngawi, tepo tahu Pak Sarus di Pasar Besar Ngawi, dan tepo tahu Mbah Jar di Dawu, Paron.

Resep Tepo Tahu:

Bahan:

- 500 gram beras, cuci bersih tiriskan

- 20 lembar daun pisang

Bahan Kuah dan Pelengkap:

- 5 potong tahu putih, ukuran 5 x 5 centimeter, garami dan goreng hingga kecoklatan.

- 200 gram kol, rajang halus

- 100 gram tauge, siram air panas, tiriskan

- 1 batang seledri cincang halus

- 200 gram kacang tanah, goreng hingga kecoklatan.

- 1 siung bawang putih

- 1 sendok makan gula jawa

- 1 ruas jari lengkuas

- 2 lembar daun salam

- 1/2 sendok teh cuka

- 1/2 sendok teh garam

- 1 buah tomat segar, cincang kasar

- 4 siung bawang merah, iris dan goreng untuk taburan

- Kecap manis secukupnya

- Air + 300 mililiter

Cara membuat :

Tepo, seperti membuat lontong biasa, tumpuk 2 lembar daun pisang dengan daun bagian atas sisi hijau menghadap ke atas agar warna tepo menjadi hijau.

- Semat salah satu ujungnya dengan lidi kemudian isi beras kira-kira separuh panjang lontong.

- Ketuk-ketuk lontong sehingga beras memadat kemudian semat bagian ujung lontong lainnya dengan lidi jangan lupa sisakan ruang karena beras akan mengembang.

- Agar beras menjadi lontong dan bukannya nasi, jangan mengisi beras terlalu banyak dan usahakan jangan sampai ada daun pisang yang robek atau bocor sehingga beras keluar dari lontong.

- Siapkan panci besar, alasi permukaannya dengan dua lembar daun pandan yang dipotong-potong.

- Tata lontong dan tepo di dalamnya dengan posisi tidur, siram dengan air mendidih hingga semua permukaan lontong tertutup air.

- Rebus dengan api besar kira-kira 1 jam, jaga supaya air tidak sampai habis. Jangan buka tutup panci selama perebusan dengan api besar.

- Matikan api biarkan lontong selama 1/2 jam. Kemudian rebus kembali selama 1/2 jam. Angkat lontong, siram dengan air dingin dan tiriskan dengan posisi berdiri. Biarkan hingga dingin.

Cara Membuat Kuah Gula Merah :

- Haluskan bawang putih dan gula merah kemudian didihkan air, masukkan bumbu halus, garam, salam dan lengkuas. Masak selama 2 menit. Matikan api dan angkat.

- Tuang kuah di mangkuk, tambahkan cuka. Sisihkan.

- Bahan untuk sajian:

- Tahu potong dadu digoreng

- Lontong

- Kecambah yang sudah disiram air panas

- Kubis mentah iris tipis-tipis

- Irisan seledri

- Bawang goreng

- Krupuk

- Telur dadar

Cara penyajian:

- Siapkan piring atau mangkuk. Isi piring dengan tepo yang telah dipotong-potong, tambahkan irisan kol, tauge dan seledri.

- Taruh diatasnya potongan tahu goreng yang diiris tipis. Siram dengan kuah gula merah dan kecap manis, taburi dengan kacang tanah, bawang goreng dan tomat segar yang dicincang kasar.

- Lengkapi dengan sambal rebus dan kecap asin. SB/E-6

Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top