Susu Paling Efektif Cegah Stunting

JAKARTA - Laporan Global Nutrition Report (GNR) 2020 menunjukkan Indonesia mengalami tiga beban (triple burden) masalah gizi, yaitu kekurangan gizi mikro, kekurangan makro, dan gizi lebih. Sementara analisis Fill the Nutrient Gap (FNG) yang dirilis November 2021 menunjukkan setidaknya satu dari delapan orang Indonesia tidak mampu membeli makanan yang memenuhi kebutuhan gizi mereka.

Pada balita kekurangan gizi mikro dan makro dapat menyebabkan kekerdilan (stunting). Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tengah menargetkan penurunan prevalensi stunting 2024 sebesar 14 persen, dari 24,4 persen pada 2021.

Guru besar Bidang Gizi Kesehatan Masyarakat sekaligus wakil ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan (PKGK) FKM UI, Prof. Dr. drg Sandra Fikawati, MPH, menyampaikan, dalam upaya pencegahan dan pengendalian stunting, protein hewani mutlak dibutuhkan. "Hal ini dikarenakan protein hewani memiliki kandungan asam amino esensial yang lengkap, yang berperan penting dalam proses pertumbuhan anak," ujar dia dalam diskusi daring "Webinar Hari Gizi Nasional 2022" Selasa (25/1).

Produk susu merupakan salah satu protein hewani yang dinilai paling efektif dalam menurunkan risiko stunting, dibanding jenis protein hewani lain seperti telur dan daging. Meski demikian perlu diingat, asupan protein hewani dan jenis makanan lain yang bervariasi tetap penting untuk dipenuhi.

Salah satu keunggulan susu dibandingkan protein hewani lain adalah bentuknya yang cair sehingga mudah diasup oleh anak dan mudah disiapkan oleh ibu karena tidak memerlukan penanganan khusus. "Sayangnya saat ini masih banyak stigma di masyarakat yang menganggap susu adalah produk mahal. Padahal sudah banyak produk susu hadir dengan harga terjangkau dan bergizi baik," ujar dia.
Halaman Selanjutnya....