Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Riset Bidang Kesehatan

Susu Mentah yang Mengandung Virus Flu Burung Dapat Menginfeksi Tikus

Foto : AFP/CDC DAN NIAID

CDC dan NIAID merilis foto yang menunjukkan mikrograf elektron transmisi berwarna dari partikel virus avian influenza A H5N1 (emas), yang tumbuh di sel epitel Madin-Darby Canine Kidney. Tikus yang diberi susu mentah yang terinfeksi flu burung mengalami tingkat virus yang tinggi di paru-parunya, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan, Jumat (24/5).

A   A   A   Pengaturan Font

BOSTON - Sebuah penelitian yang diterbitkan pada Jumat (24/5), di New England Journal of Medicine, menyebutkan susu mentah yang terkontaminasi flu burung dapat menginfeksi pada tikus. Hal ini menambah bukti konsumsi susu yang tidak dipasteurisasi tidak aman bagi manusia.

Dikutip dari The Straits Times, flu burung telah menyebabkan infeksi yang serius atau fatal secara global di antara orang-orang yang melakukan kontak dekat dengan burung atau unggas liar yang terinfeksi, dan para ilmuwan telah lama memandang virus ini mampu menyebabkan krisis kesehatan global.

Para pejabat Amerika Serikat minggu ini mengatakan infeksi kedua pada manusia telah dikonfirmasi terjadi pada seorang pekerja sapi perah di Michigan setelah virus flu burung pertama kali terdeteksi pada sapi perah pada akhir Maret. Gejala yang dialami kedua pekerja tersebut hanya sebatas konjungtivitis atau mata merah.

Dalam studi tersebut, para peneliti dari University of Wisconsin-Madison dan Texas A&M Veterinary Medical Diagnostic Laboratory memberikan tetesan susu mentah dari sapi perah yang terinfeksi kepada lima tikus. "Tikus-tikus tersebut menunjukkan tanda-tanda penyakit, termasuk kelesuan, pada hari pertama," kata para peneliti.

Mereka mengidentifikasi tingkat virus yang tinggi di saluran hdung, trakea, dan paru-paru hewan tersebut, serta tingkat virus sedang hingga rendah di organ lain, konsisten dengan infeksi flu burung yang ditemukan pada mamalia lain.

Survei Nasional

Sebagian besar susu di AS dipasteurisasi, namun 30 negara bagian AS mengizinkan penjualan susu mentah, yang menyumbang kurang dari 1 persen penjualan nasional. Sebuah survei nasional terhadap susu pasteurisasi, yang dipanaskan untuk membunuh patogen, menemukan partikel virus flu burung pada sekitar 20 persen sampel yang diuji.

Studi tersebut juga menemukan kadar virus flu burung turun secara perlahan pada susu mentah yang disimpan pada suhu pendingin. Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional, bagian dari Institut Kesehatan Nasional AS, mendanai penelitian ini.

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS telah menyarankan untuk tidak meminum susu mentah dan pejabat AS telah meminta peternakan sapi perah untuk mempasteurisasi susu yang dibuang. Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organisation (WHO) mengatakan secara keseluruhan risiko kesehatan masyarakat yang ditimbulkan akibat influenza A (H5N1) baru-baru ini kecil. Bagi mereka yang terinfeksi dari burung, hewan atau lingkungan yang terkontaminasi, risiko penularannya dianggap kecil hingga sedang.

WHO menekankan penilaian risiko kemungkinan dapat berubah karena pihaknya masih mempelajari lebih lanjut. "Virus tersebut telah ditemukan pada susu dan potensi perannya dalam transmisi masih diselidiki," kata WHO seraya mengimbau masyarakat agar mengonsumsi susu pasteurisasi dan bukan susu mentah.

Sementara itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat baru-baru ini mengungkapkan satu dari lima sampel susu komersial yang diuji dalam survei nasional mengandung partikel virus H5N1.

Flu burung pertama kali terdeteksi di peternakan Texas, pada Maret, dan temuan berikutnya mengindikasikan adanya virus tersebut pada puluhan peternakan di delapan negara bagian AS. Data terbaru mengenai sampel susu menunjukkan wabah penyakit tersebut lebih tersebar luas di AS dibandingkan perkiraan sebelumnya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top