Koran-jakarta.com || Sabtu, 09 Sep 2023, 01:56 WIB

Sumber Air Minum Tak Layak Tingkatkan Risiko Stunting

  • Penanganan Stunting
  • air minum layak konsumsi

SAMBAS - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengungkapkan sumber air minum, jamban, dan hunian rumah tangga yang tidak layak dapat meningkatkan potensi risiko stunting.

Sumber Air Minum Tak Layak Tingkatkan Risiko Stunting

Ket. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo dalam Rapat Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Jumat (8/9).

Doc: ANTARA/Astrid Faidlatul Habibah Sumber Air Minum Tak Layak Tingkatkan Risiko Stunting

"Rumah dan jamban yang tidak layak paling banyak di Landak tapi Sambas juga banyak. Ada by name by address," katanya dalam Rapat Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Jumat (8/9).

Hasto menjelaskan hunian yang layak di antaranya memiliki kriteria seperti luas lantai lebih dari 7,2 meter persegi per kapita dan atap terbuat dari beton, genteng, seng, kayu atau sirap sekaligus dinding terbuat dari tembok, plesteran anyaman bambu/kawat, kayu/papan, dan batang kayu.

Selain itu, hunian layak juga memiliki lantai terbuat dari marmer atau granit, keramik, parket, vinil, karpet, ubin, tegel, teraso, kayu, papan, semen atau bata merah.

Untuk sanitasi yang layak memiliki fasilitas tempat Buang Air Besar (BAB) digunakan sendiri atau bersama rumah tangga tertentu secara terbatas atau MCK komunal, menggunakan jenis kloset leher angsa, dan tempat pembuangan akhir tinjanya di tangki septik atau IPAL atau di lubang tanah jika di perdesaan.

Untuk sumber air minum yang layak utamanya berasal dari ledeng, sumur bor/pompa, sumur terlindung, mata air terlindung, atau air hujan maupun dari air kemasan bermerk atau air isi ulang dengan sumber air utama untuk mandi atau cuci berasal dari leding, sumur bor atau pompa, sumur terlindung, atau air hujan.

Hasto menuturkan persentase rumah tangga anak usia dini di Indonesia yang memiliki akses rumah tangga layak huni adalah sebanyak 57,91 persen, yang memiliki sumber air minum layak sebanyak 90,67 persen dan yang memiliki sanitasi layak sebanyak 80,93 persen.

Sementara untuk persentase keluarga sasaran berisiko stunting akibat sumber air minum tidak layak di Kalimantan Barat (Kalbar) meliputi Sambas 88,4 persen, Kubu Raya 73,72 persen, Mempawah 71,72 persen, Kayong Utara 67,88 persen, dan Pontianak 53,22 persen.

Untuk persentase keluarga sasaran berisiko stunting akibat jamban tidak kayak di Kalbar meliputi Landak 41,79 persen, Melawi 41,16 persen, Sintang 33,05 persen, Sanggau 31,05 persen, Kapuas Hulu 29,27 persen, Bengkayang 28,97 persen, dan Kubu Raya 26,99 persen.

Tim Redaksi:
A
S

Like, Comment, or Share:


Artikel Terkait