Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Sulitnya Menembus Pendidikan Tinggi di Jerman

Foto : koran jakarta/suci sekarwati

SEKOLAH DI JERMAN - Guru, perwakilan DAAD, Yayasan Indonesia-Jerman, Kedutaan Besar Jerman dan 27 mahasiswa Studiencolleg berfoto bersama usai acara wisuda mahasiswa Studiencolleg Indonesia beberapa waktu lalu. Satu orang mahasiswa Studiencolleg Indonesia mendapatkan beasiswa DAAD untuk bersekolah di fakultas kedokteran di Jerman.

A   A   A   Pengaturan Font

Suasana Aula Deutsche Schule atau Sekolah Jerman di BSD (Bumi Serpong Damai), Tanggerang Selatan, Banten, Kamis (13/7), tampak tenang dan temaram. Orang-orang yang duduk di ruangan itu berbusana necis dengan mata berbinar-binar. Tepuk tangan hadirin memecah kesunyian ketika Direktur Harian Yayasan Indonesia-Jerman, Anis Daud, naik ke atas panggung.

"Ini yang ke-24 kalinya saya di dapuk memberikan kata sambutan di acara wisuda mahasiswa StudienKolleg Indonesia. Dan setiap kali naik ke atas panggung ini, saya selalu diselimuti perasaan haru dan senang," ujar Anis memulai kata sambutannya. Kebahagiaan dan keharuan yang dirasakan Anis tersebut, berkaca pada kenyataan sulitnya menembus perguruan tinggi negeri di Jerman.

Namun, tantangan itu mampu ditaklukkan oleh para mahasiswa Studienkolleg Indonesia. Studienkolleg adalah program persamaan yang diwajibkan untuk calon mahasiswa asing sebelum memasuki kuliah di Negeri Hitler ini. Studienkolleg berlangsung selama dua semester atau satu tahun. Pada tahun ini, sebanyak 27 mahasiswa Studienkolleg berhasil menyelesaikan pendidikannya di Studienkolleg Indonesia, beberapa dari mereka bahkan mendapatkan beasiswa dari DAAD dan PASCH Goethe.

Anis yang pernah menempuh pendidikan di Jerman pun larut dalam kenangan. Jerman merupakan negara dengan empat musim, yang membuat negara ini semakin indah. Universitas-universitas di Jeman memiliki fasilitas serbabagus, mulai dari labolatorium, perpustakaan hingga tempat-tempat praktiknya sangat menarik. Orang-orang yang masuk kampus, selalu merasa dirinya bagian dari akademisi.

"Banyak orang yang bermimpi bisa sekolah di Jerman," kata dia. Meski segala fasilitas, kenyamanan dan kemewahan dimiliki Jerman, namun Anis sangat berharap para mahasiswa Studienkolleg Indonesia kembali ke Tanah Air setelah menyelesaikan pendidikannya. Sebab, kesempatan berkarya di Indonesia lebih besar. Indonesia saat ini kekurangan wirausahawan. Padahal perekonomiannya bagus, yang pada tahun ini tumbuh sekitar 5,2 persen.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top