Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Era Pandemi

Sulit Tentukan Masa Normal

Foto : ANTARA FOTO/Humas Kemenkominfo/Handout/sgd/wsj

Petugas kargo membongkar muat vaksin COVID-19 dari Sinovac yang tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (8/11/2021). Indonesia kedatangan vaksin tahap ke-115 yakni sebanyak empat juta vaksin jadi Coronavac dari Sinovac.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Indonesia belum dapat memprediksi waktu atau keadaan bisa normal lagi seperti sediakala. Hal ini disampaikan epidemilog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Pandu Riono, di Jakarta, Rabu (10/11).

"Sampai kini belum dapat dipastikan kapan keadaan di Indonesia akan kembali normal dari pandemi Covid-19," katanya.

Menurutnya, kenormalan sangat bergantung pada banyak faktor. Dia mengatakan ini dalam webinar "Tren Masa Depan Dunia Kerja dan K3 Usai Pandemi".

Pandu menuturkan salah satu masalah utama yang menyebabkan belum adanya kepastian keadaan dapat kembali normal adalah penularan Covid-19 yang secara nyata masih terus terjadi setiap hari. Selain itu, juga kekebalan kelompok belum terbentuk secara penuh.

Alasannya banyak kendala dalam melaksanakan vaksinasi, misalnya mesti menunggu kedatangan vaksin yang dibeli dari luar negeri.

Akibatnya, kata dia, masyarakat masih berpotensi untuk tertular virus pada saat menunggu kedatangan vaksin tersebut.

Selanjutnya, adanya mutasi dari virus Covid-19 yang terus melahirkan varian-varian baru. Ini dikhawatirkan akan lebih berbahaya dan menjadi kebal terhadap vaksin sehingga pandemi akan semakin lama berakhir.

"Ancaman lain yang masih belum jelas adalah kapan virus ini bermutasi? Karena virus ini selalu bermutasi. Kita khawatir imunitas yang dibangun dengan vaksinasi bisa tidak berdaya menghadapi virus yang berubah strainnya," kata dia.

Meskipun terdapat sejumlah persoalan yang memengaruhi keadaan, Pandu minta tetap optimistis untuk memperluas cakupan vaksinasi, terutama di daerah yang memiliki beban pandemi tinggi seperti wilayah aglomerasi.

Kebijakan ketat kegiatan sosial juga membantu masyarakat terhindar dari penularan. Aturan-aturan tersebut harus terus dipertahankan bila negara ingin masuk ke dalam fase endemis.
"Kita harus melakukan perubahan-perubahan agar selama transisi dari pandemi menjadi endemi berjalan lancar, dan itu membutuhkan kesepakatan, kesabaran juga," tandas Pandu.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Antara, Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top