Suku Bunga dan Dollar AS Naik, Beban Utang RI Melambung
Sementara itu, ekonom Indef, Bhima Yudhistira, mengatakan bagi pemerintah dan swasta di tengah normalisasi kebijakan moneter global tentunya semakin sulit untuk menawarkan utang baru. Imbal hasil (yield) SBN 10 tahun saat ini hampir mencapai 9 persen, semakin melebar dibandingkan yield US Treasury dalam tenor sama yang sebesar 3,16 persen.
"Melebarnya yield spread menandakan minat investor untuk masuk ke pasar surat utang negara berkembang menurun. Imbasnya baik pemerintah dan swasta harus menawarkan bunga lebih mahal untk menarik minat para investor global," jelas dia.
Oleh karena itu, Bhima pun menyarankan dilakukan pendalaman pasar keuangan dengan menerbitkan lebih banyak obligasi ritel berdenominasi rupiah untuk mengurangi kebergantungan pada utang valuta asing.
Kemudian, mengevaluasi proyek infrastruktur berdasarkan beban pembiayaan, dan mendorong model kerja sama swasta dibandingkan bertumpu pada utang. "Dan efisiensi belanja pemerintah khususnya belanja rutin seperti belanja pegawai dan belanja barang yang sifatnya konsumtif," tukas dia.
Komentar
()Muat lainnya