Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Studi Ungkap Gangguan Kesehatan Mental Bisa Menyebar di Kalangan Remaja

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Bisakah gangguan mental menyebar di antara teman sebaya? Para peneliti sekarang mengatakan bahwa masalah kesehatan mental dapat ditularkan di antara kelompok-kelompok sosial remaja, terutama gangguan yang berhubungan dengan suasana hati, kecemasan, dan pola makan.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan kemungkinan gejala depresi ditularkan dari satu individu ke individu lain dalam jaringan sosial. Dalam penelitian berskala besar terbaru yang melibatkan lebih dari 700.000 siswa kelas sembilan dari 860 sekolah di Finlandia, para peneliti mengevaluasi penyebaran gangguan mental di jejaring sosial yang dibentuk oleh kelas-kelas di sekolah.

Hasil penelitian yang dipublikasikan di Jama Psychiatry mengungkapkan bahwa semakin banyak jumlah teman sekelas yang didiagnosis dengan gangguan jiwa, semakin tinggi risiko seseorang menerima diagnosis gangguan jiwa di kemudian hari.

"Hubungan yang diamati adalah yang terkuat selama tahun pertama masa tindak lanjut dalam penelitian ini. Hal ini tidak dijelaskan oleh sejumlah faktor yang berkaitan dengan orang tua, sekolah, dan daerah tempat tinggal. Hubungan ini paling jelas terlihat dalam kasus suasana hati, kecemasan, dan gangguan makan," kata Profesor Christian Hakulinen dari University of Helsinki, dikutip dari Medical Daily, Minggu (26/5).

Para peneliti memperingatkan bahwa hubungan yang diamati dalam penelitian ini belum tentu bersifat kausal. Namun, penelitian ini belum menyelidiki mekanisme penularan gangguan mental antar individu. Para peneliti berpikir bahwa peningkatan diagnosis di antara teman sebaya mungkin disebabkan oleh normalisasi dalam mencari diagnosis dan pengobatan. Semakin banyak orang yang mulai mencari bantuan, hal ini menjadi lebih umum dan dapat diterima, yang mengarah ke lebih banyak diagnosis.

"Mungkin saja, misalnya, ambang batas untuk mencari bantuan untuk masalah kesehatan mental diturunkan ketika ada satu atau beberapa orang di jaringan sosial Anda yang telah mencari bantuan untuk masalah mereka. Faktanya, normalisasi diagnosis dan pengobatan semacam ini dapat dianggap sebagai penularan gangguan mental yang menguntungkan," ujar Hakulinen.

Para peneliti percaya bahwa hasil penelitian ini akan membantu dalam intervensi dini dan pencegahan gangguan mental pada tahap remaja, periode perkembangan kunci ketika banyak gangguan mental kemungkinan terjadi.

"Memahami peran efek teman sebaya dalam masalah kesehatan mental pada masa awal kehidupan juga akan menawarkan alat untuk tindakan pencegahan dan intervensi yang lebih berhasil, sehingga mengurangi beban ekonomi dan sosial dari gangguan mental," tulis para peneliti.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top