Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Studi: Paxlovid Tidak Meredakan Gejala Covid-19 yang Berkepanjangan

Foto : istimewa

Studi ini tidak menemukan perbedaan yang signifikan secara statistik dalam tingkat keparahan enam gejala inti pada 10 dan 15 minggu pasca pengobatan.

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON - Para peneliti di Universitas Stanford, baru-baru ini menemukan, pemberian obat antivirus Paxlovid dari Pfizer selama 15 hari tidak memberikan bantuan yang signifikan bagi pasien Covid-19 jangka panjang.

Percobaan mereka tidak menemukan perbedaan yang signifikan secara statistik dalam tingkat keparahan enam gejala inti pada 10 dan 15 minggu pasca pengobatan antara 102 pasien yang diberikan obat dua kali sehari dan 53 pasien yang diacak untuk menerima plasebo. Studi Stop-PASC (post-acute sequelae of Covid-19) Stanford menarik minat hampir 800 calon peserta.

Dikutip dariThe Straits Times, ini adalah uji klinis acak pertama yang menguji apakah pengobatan jangka panjang terhadap pengobatan Covid-19 dapat meringankan gejala yang berkepanjangan termasuk kelelahan, kabut otak, sesak napas, dan nyeri tubuh dengan menghilangkan sisa-sisa virus korona yang dianggap mendasari setidaknya sebagian orang dengan Long Covid, juga dikenal sebagai PASC.

Kondisi yang melemahkan ini mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia, beberapa di antaranya telah menderita penyakit ini selama lebih dari empat tahun, sehingga memerlukan pengobatan yang efektif.

"Hasil uji coba ini tidak menolak hipotesis bahwa persistensi virus dapat menyebabkan PASC tetapi hasil ini akan membantu menginformasikan penelitian lebih lanjut di bidang ini," kata Linda Deng, pakar klinis di Stanford, dan rekannya menulis dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal Jama Internal Medicine, Jumat (7/6).
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top